Sahabat.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu sore ditutup menguat menjelang rilis inflasi Amerika Serikat (AS).
IHSG ditutup menguat 1,51 poin atau 0,02 persen ke posisi 6.935,48. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 0,76 poin atau 0,08 persen ke posisi 954,22.
"Bursa global bergerak variatif dan cenderung melemah seiring dengan penantian investor terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS) yang akan diumumkan malam ini, serta menantikan pertemuan kebijakan penting yang akan dibahas oleh Bank Sentral Eropa (ECB) di hari Kamis, dan terdapat gesekan geopolitik global,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.
Data inflasi AS akan memberikan petunjuk terhadap pergerakan tingkat suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed).
Selain itu, kenaikan harga minyak mentah akan berdampak terhadap kenaikan inflasi AS, terutama pada inflasi inti AS dan berisiko memberikan pertimbangan kepada The Fed untuk menaikkan tingkat suku bunga.
Meroketnya harga minyak mentah tidak lepas dari Arab Saudi yang harus menjual harga minyak senilai 100 dolar AS per barel untuk menutupi pengeluaran pemerintah dan proyek mereka selanjutnya.
Sementara itu, gesekan geopolitik makin melebar setelah Korea Utara menembakkan rudal balistik yang jatuh ke luar Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Jepang, dan membuat pemerintah Jepang memprotes hal tersebut.
Sebagai informasi, Korea Utara sendiri sudah rutin meluncurkan rudal yang bahkan bisa meluncur antarbenua dan dapat sewaktu-waktu menyerang AS.
Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tujuh sektor meningkat yaitu dipimpin sektor energi sebesar 0,89 persen, diikuti sektor barang baku dan sektor infrastruktur yang masing- masing naik sebesar 0,54 persen dan 0,51 persen.
Sedangkan, empat sektor terkoreksi yaitu dipimpin sektor teknologi turun paling dalam minus 2,05 persen, diikuti sektor transportasi & logistik dan sektor keuangan yang masing-masing minus 0,70 persen dan 0,44 persen.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu INET, INPS, OMED, PTMP dan APEX. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar, yakni TFAS, WIDI, PACK, AEGS dan RELF.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.219.180 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 19,10 miliar lembar saham senilai Rp10,95 triliun. Sebanyak 234 saham naik, 298 saham menurun, dan 221 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain, indeks Nikkei melemah 69,89 poin atau 0,21 persen ke 32.706,50, indeks Hang Seng melemah 16,67 poin atau 0,09 persen ke 18.009,22, indeks Shanghai melemah 13,99 poin atau 0,45 persen ke 3.123,07, dan indeks Strait Times menguat 4,47 poin atau 0,14 persen ke 3.218,93.(Ant)
0 Komentar
IHSG Bersinar ke 7.297, Rupiah Perkasa Rp15.594 per Dolar AS
IHSG Ditutup Melemah Dipimpin Sektor Transportasi & Logistik
IHSG Menguat Seiring The Fed Tahan Suku Bunga Acuan
IHSG Menguat Jelang Rilis Suku Bunga Bank Sentral AS
IHSG Ditutup Menguat di Tengah Pasar 'Wait and See' FOMC The Fed
IHSG Awal Pekan Berpeluang Volatile Jelang Rilis Inflasi Domestik
Rupiah Lesu Lagi Rp15.826 per Dolar AS, IHSG Redup ke Level 7.178 pada Kamis (25/1/2024)
IHSG Akhir Pekan Ditutup Melemah Jelang Debat Cawapres
IHSG Perkasa di Level 7.252, Rupiah Tangguh Rp15.623 per Dolar AS pada Kamis (18/1/2024)
IHSG Diprediksi Volatile Seiring Keputusan Suku Bunga Bank Indonesia
IHSG Ditutup Menguat di Tengah Pelemahan Bursa Kawasan Asia
Leave a comment