Sahabat.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah terus memfasilitasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk go global dengan melakukan ekspor.
"Pemerintah menyediakan fasilitas bagi UMKM untuk melakukan ekspor, seperti fasilitas pembiayaan dengan bunga yang rendah yakni Kredit Usaha Rakyat (KUR) serta berbagai insentif fiskal bagi pelaku usaha yang berorientasi ekspor," kata Airlangga dalam Annual Leaders’ Meeting (ALM) Indonesia-Australia 2023 sebagaimana dikutip dari keterangan resmi di Jakarta, Senin.
Untuk memperkuat dukungan pemerintah terhadap UMKM, pada Rapat Kabinet terbatas bulan Februari 2023, Presiden Joko Widodo telah menugaskan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian membentuk Satuan Tugas (Satgas) Ekspor guna mendorong perluasan pasar ekspor bagi pelaku UMKM.
Airlangga Hartarto bertemu dengan Diaspora Indonesia yang menjadi pelaku UMKM di Australia dan pelaku usaha yang bermitra dengan UMKM untuk menyampaikan apresiasinya.
"Ini merupakan hal yang luar biasa karena berbagai perusahaan Indonesia yang hadir dipimpin oleh champion-champion UMKM Indonesia. Pemerintah Indonesia menyampaikan apresiasi kepada para diaspora yang aktif mendukung kemajuan UMKM Indonesia untuk dapat memasuki pasar ekspor khususnya Australia," katanya.
Berdasarkan data Kemenkop UKM, pada tahun 2021 kontribusi UMKM terhadap PDB mencapai 60,51 persen atau sekitar Rp9.580 triliun dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 97 persen atau sebanyak 120,59 juta orang.
Saat ini partisipasi UMKM Indonesia dalam Global Value Chain (GVC) baru mencapai 4,1 persen dari jumlah unit usaha atau masih tertinggal dengan sejumlah negara tetangga seperti Malaysia yang sebesar 46,2 persen, Thailand 29,6 persen, Vietnam 20,1 persen, dan Filipina 21,4 persen.
Lebih lanjut, CEO Livingstone International Ivan Paulus yang mewakili diaspora Indonesia di Australia menyampaikan bahwa produk-produk Indonesia cukup diminati di Australia dengan nilai serap 65 ribu jenis produk UMKM Indonesia baru bernilai impor 220 juta dolar AS.
“Kami berkomitmen mengalihkan sebanyak mungkin produk impor dari China menjadi produk dari Indonesia,” kata Ivan yang juga merupakan penerima penghargaan Primaduta Award 2022.(Ant)
0 Komentar
Leave a comment