Sahabat.com - Plt. Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi merangkul Pusat Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) untuk membantu penyaluran beras komersial Bulog sebagai upaya menjaga kestabilan harga beras.
"Jadi perintah Bapak Presiden Joko Widodo ke saya adalah membentuk ekosistem pangan dengan menghubungkan end to end. Mulai dari kementerian, lembaga, asosiasi, swasta, BUMN, sampai pihak di pasca panen seperti penggilingan padi. Semuanya bahu membahu utamanya untuk penguatan stok dan kestabilan harga di pasar," ujar Plt. Mentan Arief Prasetyo Adi dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa.
Plt. Mentan Arief mengatakan kondisi di hulu saat ini sangat baik karena para petani senang dengan harga gabah yang lebih baik. Sedangkan di hilir telah banyak program-program pemerintah sebagai intervensi untuk menekan harga beras di pasar.
“Sekarang tinggal bagaimana menaruh perhatian pada sedulur penggilingan padi," katanya.
Arief yang juga Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) itu pun telah menyiapkan strategi yang solutif untuk membantu kondisi penggilingan padi. Di antaranya dengan membanjiri pasar dengan beras dari Perum Bulog dan ke penggilingan padi.
"Untuk percepatan stabilisasi harga, sudah kami siapkan 200 ribu ton ke penggiling padi pengusaha, tetapi bukan pedagang. Nanti harganya sama-sama kita siapkan. Ini supaya membantu distribusi beras secepatnya ke masyarakat," katanya.
Adapun stok beras komersial Bulog sebanyak 200 ribu ton akan dikucurkan langsung ke penggilingan padi secara nasional. Langkah itu melengkapi upaya-upaya intervensi pemerintah yang telah digencarkan selama ini demi percepatan penurunan harga beras yang masih berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
"Jadi stok Bulog itu kita siapkan tidak boleh di bawah dari 1 juta ton. Saat ini stok Bulog ada 1,4-1,5 juta ton. Jadi kita mau pastikan nanti saat Pemilu 14 Februari, semua stok kita cukup, bahkan sampai ke 9 April," tambah dia.
Berdasarkan Panel Harga Pangan yang dikelola Bapanas, harga beras medium di pasaran kembali menggambarkan kondisi yang semakin kondusif. Terpantau harga beras medium per 23 Oktober tercatat Rp13.190 per kg. Terdapat penurunan 30 poin dibandingkan harga beras sejenis di 1 Oktober yang berada di Rp13.220 per kg.
Sedangkan harga beras medium IR-III di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) kembali mencatatkan adanya depresiasi. Terpantau pada 20 Oktober harga beras di PIBC tercatat Rp10.996 per kg atau mengalami penurunan secara gradual dibandingkan harga 1 Oktober yang berada di Rp11.331 per kg.(Ant)
0 Komentar
Leave a comment