Sahabat.com - Perputaran uang dari hasil transaksi pelelangan ikan di Kabupaten Lebak, Banten pada September menembus Rp5 miliar dengan produksi 600 ton dari 11 Tempat Pelelangan Ikan (TPI).
"Kami menilai perputaran uang tangkapan ikan sebesar itu dipastikan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir," kata Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Lebak Winda Triana di Lebak, Selasa.
Tangkapan nelayan di pesisir pantai selatan Banten atau Perairan Samudera Hindia pada September meningkat dibandingkan Agustus 2023 sebesar Rp3,5 miliar.
Meningkatnya perputaran uang itu menyusul cuaca relatif normal, sehingga berdampak terhadap produksi tangkapan. Nelayan kini melaut karena tangkapan ikan cukup melimpah, seperti layur, tongkol, tuna, kakap, cumi-cumi dan cakalang.
"Kami berharap produksi tangkapan terus meningkatkan sehingga bisa sejahterakan nelayan," katanya menjelaskan.
Menurut Winda, Pemerintah Kabupaten Lebak pada 2024 akan menyelenggarakan pelatihan bimbingan teknis (Bimtek) cara penanganan ikan yang berkualitas dan bermutu .
Pelatihan bimtek itu, kata dia, ditargetkan jumlah peserta sebanyak 30 nelayan.
"Kami berharap dengan bimtek itu maka nelayan bisa menangani proses penanganan ikan yang baik dan berkualitas sehingga memiliki nilai jual tinggi," kata Winda.
Ia mengatakan, pihaknya juga menyalurkan bantuan sarana dan prasarana alat tangkap untuk delapan kelompok nelayan.
Selain itu juga Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan memberikan bantuan sarana alat tangkap untuk dua kelompok nelayan berupa prasarana alat tangkap itu mulai mesin tempel, mesin lainnya hingga jaring.
"Kami berharap dengan bantuan itu dapat meningkatkan produksi tangkapan," ujarnya menjelaskan.
Ia mengatakan saat ini, harga lelang ikan tuna, cakalang, dan layur, cukup tinggi hingga kisaran Rp60 ribu sampai Rp90 ribu/kilogram.
Biasanya, kata dia, jika musim migrasi ikan-ikan kecil dari Benua Australia dan Afrika dipastikan produksi tangkapan ikan melimpah.
Saat ini, kata dia, sebagian besar nelayan Kabupaten Lebak masih tradisional dengan menggunakan perahu kincang sekitar 850 unit dan 100 kapal berbobot 10 GT.
"Kami minta nelayan jika tangkapan ikan andalan itu melimpah, maka menyisihkan keuntungan agar tidak terjerat utang," pungkas Winda Triana.(Ant)
0 Komentar
Leave a comment