Sahabat.com - Mantan Presiden AS Donald Trump menyebut dolar AS akan segera jatuh dan tak lagi menjadi standar dunia. Ia menuduh penggantinya, Joe Biden sedang menghancurkan negara.
Trump sendiri saat ini tengah memperebutkan posisi calon presiden dari Partai Republik untuk Pemilu AS 2024. Dalam pidato publik pertamanya, ia secara terang-terangan mengkritik kondisi ekonomi Amerika Serikat.
“Mata uang kita sedang jatuh dan tidak akan lagi menjadi standar dunia. Terus terang, ini adalah kekalahan terbesar kita dalam 200 tahun terakhir. Tidak ada kekalahan semacam ini yang bisa menjatuhkan kita dari posisi Negara Adidaya,” kata Donald Trump.
Diketahui, Dolar AS merupakan mata uang yang paling banyak digunakan di dunia. Banyak individu maupun lembaga menyimpan cadangan mata uang dalam bentuk dolar karena nilai dan stabilitasnya.
Industri perbankan AS sedang menghadapi masalah besar pasca tutupnya beberapa bank mapan seperti Silicon Valley dan Signature.
Donald Trump mengklaim jika dia menjadi presiden, keadaan ekonomi AS akan menjadi lebih baik.
“Ekonomi kita sedang terpuruk. Inflasi tidak terkendali. Rusia sudah bergabung dengan China, bisakah Anda percaya itu? Arab Saudi juga telah berdamai dengan Iran,” ucap Trump dalam pidatonya.
Kekhawatiran yang disampaikan Trump memang cukup beralasan. Pasalnya belakangan ini sejumlah negara telah menginisiasi perdagangan luar negeri dalam mata uang lokal mereka masing-masing. Gerakan ini disebut de-dolarisasi dan menjadi makin populer sejak perang Rusia-Ukraina dimulai pada 24 Februari 2022 lalu.
Pekan lalu, perwakilan State of Duma mengatakan bahwa negara anggota BRICS sedang dalam proses menciptakan media pembayaran baru agar tiap negara anggota tidak lagi bergantung pada nilai dolar atau euro. BRICS sendiri terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. China dan Brasil bahkan sepakat untuk tak lagi menggunakan dolar AS sebagai mata uang pembayaran dalam transaksi bilateral.
Fenomena de-dolarisasi juga berkembang di kawasan Asia Tenggara. Anggota ASEAN baru-baru ini juga telah menyepakati penggunaan mata uang lokal masing-masing untuk perdagangan antar negara. Malaysia malah mengusulkan pembentukan Dana Moneter Asia untuk mengurangi ketergantungan dolar AS.
0 Komentar
Realisasi Investasi di Jaksel Capai 179 Persen dari Target
Pemkab Merangin Permudah Izin Usaha Dorong Investasi
Presiden Jokowi Sebut Investasi di IKN Tidak Akan Sia-sia
Epiroc Percepat Transformasi Industri Pertambangan dan Konstruksi di Mining Indonesia 2023
Harga Emas Antam Hari Ini Stagnan di Level Rp1.080.000 per Gram
Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp1.000 ke Rp1.080.000 per Gram
Investasi Jangan Sampai Korbankan Rakyat
Konflik Investasi Pulau Rempang Harus Segera Diurai
Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp2.000 ke Rp1.066.000 per Gram
Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp1.000 jadi Rp1.069.000 per Gram
Leave a comment