Sahabat.com - Harga emas berjangka menetap lebih tinggi pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), menghentikan penurunan selama dua sesi berturut-turut, mendapat dukungan karena stabilnya dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS mengurangi beberapa tekanan baru-baru ini pada harga logam mulia.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, terangkat 6,90 dolar AS atau 0,36 persen, menjadi ditutup pada 1.946,80 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan menyentuh tertinggi sesi di 1.954,20 dolar AS dan terendah di 1.940,10 dolar AS.
Emas berjangka jatuh 7,20 dolar AS atau 0,37 persen menjadi 1.939,90 dolar AS pada Jumat (25/8/2023), setelah merosot 1,00 dolar AS atau 0,05 persen menjadi 1.947,10 dolar AS pada Kamis (24/8/2023), dan melonjak 22,10 dolar AS atau 1,15 persen menjadi 1.948,10 dolar AS pada Rabu (23/8/2023).
Logam kuning mencatat keuntungan pada Senin (28/8/2023) setelah kontrak emas paling aktif membukukan kenaikan mingguan pertamanya dalam empat minggu hingga Jumat (25/8/2023).
Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS 10-tahun turun tipis di angka 4,218 persen, sedangkan Indeks dolar AS yang mengukur nilai greenback terhadap enam rival utamanya, sedikit berubah di angka 104,07. Imbal hasil obligasi bergerak berbanding terbalik dengan harga.
Untuk emas "terputusnya hubungan antara kenaikan imbal hasil obligasi dan dolar AS adalah tanda bullish yang positif," kata Chintan Karnani, konsultan independen yang memantau pasar emas selama 20 tahun terakhir seperti dikutip Market Watch.
Tetapi, kata dia, "emas perlu terus diperdagangkan dengan garis harga yang meningkat pada minggu depan untuk mengonfirmasi tren bullish yang berkelanjutan."
Dia mengatakan dia akan mencermati indikasi "penembusan berkelanjutan berbagai resistensi" antara 1.950 dolar AS dan 2.010 dolar AS pada emas Comex untuk Desember.
Namun demikian, petunjuk dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada Jumat (25/8/2023) tentang kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut membayangi kenaikan emas.
Para analis pasar berpendapat bahwa emas telah mendapat dukungan di area 1.900 dolar AS pada grafik. Namun penguatan dolar yang lebih besar atau kenaikan imbal hasil akan membahayakan grafik.
Investor juga menunggu rilis laporan produk domestik bruto pada Rabu (30/8/2023), angka inflasi utama pada Kamis (31/8/2023), dan laporan pekerjaan besar pada Jumat (1/9/2023).
Tren harga emas setelah rilis data penggajian non pertanian AS Agustus pada Jumat (1/9/2023) akan menjadi kuncinya, kata Karnani. "Tren bullish pada emas dan perak saat ini dapat berubah jika pertumbuhan lapangan kerja secara keseluruhan sangat tinggi pada Agustus."
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September terkerek 1,8 sen atau 0,07 persen, menjadi ditutup pada 24,252 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 24 dolar AS atau 2,53 persen, menjadi menetap pada 972,20 dolar AS per ounce.(Ant)
0 Komentar
Dukung Kemajuan Produk Asli Milik Indonesia, Masjid Istiqlal dan Le Minerale Lakukan Kolaborasi
PLN Gandeng BMW, Tiap Pembelian Mobil EV dapat Fasilitas Home Charging Terintegrasi
PLN Gandeng Lima Mitra, Makin Banyak Pebisnis Bangun SPKLU, Ekosistem Kendaraan Listrik Kian Kokoh
Harga Emas Antam Naik Rp1.000 jadi Rp1.115.000 per Gram
Pemkot Bandung: Realisasi Investasi Capai Rp8,54 Triliun Pada 2023
Investasi Jatim Tahun 2023 Tembus Rp145,1 Triliun
Soal Program Gasifikasi Pembangkit Listrik, Ini Progresnya
Luhut Minta Investor Tak Sepelekan Aturan Atas Insiden ITSS Morowali
Leave a comment