Sahabat.com - Analis Bank Woori Saudara (BWS) Rully Nova menyampaikan bahwa kurs rupiah masih akan terus melemah, karena dipengaruhi ekspektasi kenaikan kembali suku bunga The Fed (Bank Sentral AS) bulan depan.
“Yield obligasi Pemerintah AS naik menjadi di atas 4 persen untuk tenor 2 tahun dan di atas 3,5 persen untuk tenor 10 tahun, sehingga index dolar terus menguat di atas 103 dikarenakan data-data ekonomi AS yang menguat dan pernyataan pejabat The Fed yang hawkish,” ujar dia ketika ditanya di Jakarta, Jumat.
Pada Jumat pagi, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta melemah 0,31 persen atau 46,5 poin ke posisi Rp14.915 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.868 per dolar AS.
Rully menganggap rupiah akan menguat kembali sampai ekspektasi terhadap kenaikan bunga The Fed memudar, yaitu data-data ekonomi AS mengalami pelemahan atau data-data ekonomi China menguat.
“Tidak banyak yang bisa diantisipasi pemerintah Indonesia (untuk menguatkan rupiah) karena (pelemahan rupiah) sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan global,” ujarnya lagi.
Menurut Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi, rupiah melemah karena fokus investor terhadap pidato pejabat Bank Sentral AS yang menganggap inflasi saat ini terlalu tinggi, sehingga The Fed akan kembali menaikkan suku bunga.
“Kedua, (kelemahan rupiah) disebabkan adanya kekhawatiran atas potensi gagal bayar utang AS yang menjadi kecemasan utama bagi pasar, walaupun Presiden AS Joe Biden sudah mengatakan bahwa kemungkinan besar akan ada satu kesepakatan dengan parlemen (pada 1 Juni 2023), dimana Partai Republik (sebagai mayoritas di parlemen) kemungkinan besar akan mencapai win-win solution (guna mengatasi utang AS),” kata Ibrahim.(Ant)
0 Komentar
Raih Antusiasme Pasar, Sukuk ESG BSI Rp9 Triliun atau Oversubscribe Tiga Kali Lipat
Rupiah Tangguh Rp15.635 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.235 pada Rabu (7/2/2024)
Ekonomi Kaltim Tumbuh 6,22 Persen didorong Listrik dan Gas
BPS: Ekonomi NTB Tumbuh 1,8 Persen
Investasi Pekanbaru Tahun 2023 Capai Rp6,4 Triliun
Dinkes Kota Bengkulu Siapkan Rp17 Miliar untuk Pembangunan RSTG
Rupiah awal Pekan Melemah Jelang Rilis PDB Indonesia 2023
BI: Deflasi di Lampung Akibat Penurunan Harga Sejumlah Komoditas
Rupiah Perkasa Rp15.764 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.201 pada Kamis (1/2/2024)
Rupiah Meningkat Dipengaruhi Data ADP AS Lebih Lemah dari Ekspektasi
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 di Atas 5 Persen
Leave a comment