Sahabat.com - PT Bank Raya Indonesia Tbk melalui layanan pinjaman Pinang Maksima menawarkan solusi pembiayaan invoice atau tagihan untuk memudahkan para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) atau Small Medium Enterprise (SME) dalam mengakses modal usaha.
Direktur Digital dan Operasional Bank Raya Bhimo Wikan Hantoro dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis, menyampaikan layanan Pinang Maksima Bank Raya menjadi bank digital pertama yang menghadirkan layanan pinjaman modal kerja berbasis ekosistem supply chain financing.
Dia menyampaikan pengajuan pinjaman dapat diajukan melalui Relationship Manager yang terintegrasi dan berbasis aplikasi, sehingga layanan ke nasabah menjadi lebih praktis dan cepat.
“Pinang Maksima telah bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar yang memiliki basis mitra usaha yang luas. Kami menyediakan ekosistem digital yang dapat diakses oleh mitra usaha sehingga dapat mendukung produktivitas dan pertumbuhan bisnis para pengusaha dan ekosistem usaha secara keseluruhan.” ujar Bhimo.
Pihaknya menjelaskan, total outstanding kredit Pinang Maksima mencapai Rp159,4 miliar hingga Desember 2022 atau tumbuh sebesar 163,5 persen year on year (yoy).
“Kedepannya, Bank Raya akan terus mengoptimalkan solusi Pinang Maksima agar bisa dinikmati oleh banyak nasabah,” ujar Bhimo.
Selain itu, anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) ini juga bersiap untuk mengeksplorasi lebih jauh kesempatan kerjasama dan kolaborasi ke lebih banyak pelaku usaha untuk meningkatkan produktivitas bisnis perseroan.
“Tidak hanya pembiayaan supply chain berbasis digital tetapi juga solusi digital perbankan lainnya yang dapat mempermudah business process secara end to end,” ujar Bhimo.
Sebagai informasi, Bank Raya mencatatkan laba bersih senilai Rp11,46 miliar di sepanjang tahun 2022, atau meningkat 100,38 persen yoy dibandingkan periode sama tahun sebelumnya 2021.
Dari sisi aset, Bank Raya menyalurkan kredit sebesar Rp 7,77 triliun hingga Desember 2022, sedangkan, dari sisi liabilitas menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 9,81 triliun.(Ant)
0 Komentar
Raih Antusiasme Pasar, Sukuk ESG BSI Rp9 Triliun atau Oversubscribe Tiga Kali Lipat
Rupiah Tangguh Rp15.635 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.235 pada Rabu (7/2/2024)
Ekonomi Kaltim Tumbuh 6,22 Persen didorong Listrik dan Gas
BPS: Ekonomi NTB Tumbuh 1,8 Persen
Investasi Pekanbaru Tahun 2023 Capai Rp6,4 Triliun
Dinkes Kota Bengkulu Siapkan Rp17 Miliar untuk Pembangunan RSTG
Rupiah awal Pekan Melemah Jelang Rilis PDB Indonesia 2023
BI: Deflasi di Lampung Akibat Penurunan Harga Sejumlah Komoditas
Rupiah Perkasa Rp15.764 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.201 pada Kamis (1/2/2024)
Rupiah Meningkat Dipengaruhi Data ADP AS Lebih Lemah dari Ekspektasi
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 di Atas 5 Persen
Leave a comment