Sahabat.com - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai upaya mendukung pengembangan pasar modal Indonesia dan mempercepat pemanfaatannya bagi lingkungan perusahaan BUMN dan entitas anak usahanya.
Direktur Utama BEI Iman Rachman di BEI, Jakarta, Senin, berharap kerja sama dengan Kementerian BUMN dapat meningkatkan nilai tambah, transparansi, dan akuntabilitas perusahaan serta entitas anak usaha BUMN, yang mana akan membantu meningkatkan daya saing perusahaan di tingkat nasional maupun global.
“Ruang lingkup kerja sama BEI dan Kementerian BUMN ini dapat mendukung pengembangan pasar modal melalui sosialisasi, edukasi, serta pendampingan mengenai go public, sekaligus penerbitan instrumen pendanaan pasar modal lainnya untuk perusahaan dan entitas anak usaha BUMN,” ujar Iman.
Dia mengatakan kerja sama ini juga meliputi pengembangan dan penerapan tata kelola yang baik (Good Corporate Governance), Environmental, Social & Governance (ESG), serta kerja sama dalam memajukan ekosistem startup khususnya di lingkungan BUMN.
Melalui kerja sama ini, pihaknya berkomitmen untuk memberikan edukasi mengenai investasi di pasar modal.
Selain itu, dia berharap kerja sama ini bisa meningkatkan jumlah perusahaan dan entitas usaha BUMN yang tercatat di BEI, sehingga meningkatkan governance dari BUMN dan entitas anak usahanya, serta turut meningkatkan likuiditas pasar modal Indonesia.
Tercatat, per 24 Februari 2023 telah terdapat 37 perusahaan dari BUMN dan entitas anak usaha yang telah tercatat di pasar modal Indonesia, yang mana 14 di antaranya adalah perusahaan BUMN dan 23 lainnya adalah entitas anak usaha.
“Prestasi membanggakan BUMN tercermin dari nilai kapitalisasi pasar bursa yang 23,4 persen nya dimiliki oleh BUMN dan entitas anak usahanya. Selain itu pula, perusahaan dan entitas anak BUMN memberikan kontribusi sebanyak Rp2,78 triliun atau 27 persen dari rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) di Bursa dari total RNTH 2023 sebesar Rp10,3 triliun.” ujar Iman.
Iman berharap angka tersebut bisa terus meningkat, serta ke depan lebih banyak perusahaan BUMN dan entitas anak usaha yang memanfaatkan berbagai alternatif pendanaan yang tersedia di pasar modal Indonesia, seperti penerbitan sukuk, green bond, efek beragun aset, dan lainnya.
Dalam kesempatan ini, juga dilakukan penandatanganan MoU antara BEI dengan PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) yang merupakan salah satu perusahaan BUMN dalam rangka pengembangan dan penyelenggaraan pasar karbon di Indonesia.
Pada Jumat (24/2) pekan lalu, salah satu entitas anak BUMN PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) telah mencatatkan saham perdana di BEI dengan berhasil meraih dana sebesar Rp9,05 triliun.
“Pelepasan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) untuk mendukung rencana perseroan mengembangkan kapasitas terpasang perseroan sebesar 600 MW (mega watt) hingga 2027 mendatang," ujar Direktur Utama PGE Ahmad Yuniarto.(Ant)
0 Komentar
Rupiah Tangguh Rp15.635 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.235 pada Rabu (7/2/2024)
Ekonomi Kaltim Tumbuh 6,22 Persen didorong Listrik dan Gas
BPS: Ekonomi NTB Tumbuh 1,8 Persen
Investasi Pekanbaru Tahun 2023 Capai Rp6,4 Triliun
Dinkes Kota Bengkulu Siapkan Rp17 Miliar untuk Pembangunan RSTG
Rupiah awal Pekan Melemah Jelang Rilis PDB Indonesia 2023
BI: Deflasi di Lampung Akibat Penurunan Harga Sejumlah Komoditas
Rupiah Perkasa Rp15.764 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.201 pada Kamis (1/2/2024)
Rupiah Meningkat Dipengaruhi Data ADP AS Lebih Lemah dari Ekspektasi
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 di Atas 5 Persen
Rupiah Berpotensi Menguat Jelang Rilis Inflasi Domestik
Leave a comment