Sahabat.com - Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna memastikan rencana Initial Public Offering (IPO) PT Pertamina Hulu Energi atau PHE di pasar modal Indonesia masih terus berlangsung.
“PHE masih ada di pipeline kami, tentunya kami menunggu perkembangan berikutnya dari PHE sendiri,” ujar Nyoman di depan awak media di Gedung BEI, Jakarta, Senin.
Seiring dengan itu, saat ini pihaknya masih menunggu tindak lanjut dari anak usaha PT Pertamina (Persero) tersebut terkait dengan rencana aksi korporasinya.
“Jadi, secara official di pipeline PHE ada di kami. Kami menunggu update dari PHE, dalam hal ada perubahan-perubahan tertentu,” ujar Nyoman.
Sementara itu, terkait dengan rencana IPO sub holding bidang kelapa sawit milik PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau PTPN III yaitu Palmco, Nyoman menyebut BEI belum menerima dokumen terkait rencana IPO perusahaan terkait.
“Yang disebutkan (Palmco) belum kasih dokumen, PHE tunggu perkembangan,” ujar Nyoman.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menyebutkan IPO PHE merupakan salah satu upaya Pertamina untuk meningkatkan market cap hingga 100 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Dalam aksi korporasinya nanti, Pertamina Hulu Energi di gadang- gadang berpotensi memperoleh dana segar mencapai Rp20 triliun, atau menjadi IPO yang terbesar pada tahun ini.
Seiring dengan aksi IPO tersebut, perseroan berencana melakukan akuisisi sejumlah blok migas, alah satu yang sedang dirampungkan adalah akuisisi 35 persen hak partisipasi Shell di Blok Masela.
Sebelumnya, salah satu anak usaha Pertamina yaitu PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) telah resmi mencatatkan saham perdana di BEI pada Februari tahun ini, dengan meraih dana sebesar Rp9,05 triliun.
Aksi korporasi tersebut sebagai upaya mendukung rencana PGE dalam mengembangkan kapasitas terpasang perseroan sebesar 600 MW (mega watt) hingga tahun 2027 mendatang.(Ant)
0 Komentar
Raih Antusiasme Pasar, Sukuk ESG BSI Rp9 Triliun atau Oversubscribe Tiga Kali Lipat
Rupiah Tangguh Rp15.635 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.235 pada Rabu (7/2/2024)
Ekonomi Kaltim Tumbuh 6,22 Persen didorong Listrik dan Gas
BPS: Ekonomi NTB Tumbuh 1,8 Persen
Investasi Pekanbaru Tahun 2023 Capai Rp6,4 Triliun
Dinkes Kota Bengkulu Siapkan Rp17 Miliar untuk Pembangunan RSTG
Rupiah awal Pekan Melemah Jelang Rilis PDB Indonesia 2023
BI: Deflasi di Lampung Akibat Penurunan Harga Sejumlah Komoditas
Rupiah Perkasa Rp15.764 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.201 pada Kamis (1/2/2024)
Rupiah Meningkat Dipengaruhi Data ADP AS Lebih Lemah dari Ekspektasi
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 di Atas 5 Persen
Leave a comment