Sahabat.com - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Nusa Tenggara Timur menyebutkan pertumbuhan ekonomi NTT pada triwulan I 2023 sebesar 3,73 persen year on year (yoy) ditopang permintaan domestik usai pencabutan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
"Persentase ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi NTT di triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,45 persen yoy," kata Kepala BI NTT Stefanus Donny Heatubun di Kupang, NTT, Senin.
Di samping itu, penyebab kenaikan kinerja ekonomi NTT pada triwulan I 2023 itu karena tetap terkendalinya laju penambahan kasus COVID-19 di provinsi berbasis kepulauan itu.
Dia pun mengatakan bahwa sejalan dengan itu terdapat 16 lapangan usaha dari 17 lapangan usaha yang mencatatkan pertumbuhan yang positif.
Secara spasial, perekonomian NTT memberikan sumbangan sebesar 22,29 persen di wilayah Bali dan Nusa Tenggara.
"Peningkatan pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang tumbuh sebesar 5,03 persen yoy, meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya dengan pertumbuhan sebesar 5,01 persen yoy," ujarnya.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT berasal dari lapangan usaha pertanian, administrasi pemerintahan, dan perdagangan.
Pertumbuhan lapangan usaha pertanian, tambah dia, didorong oleh peningkatan produksi tanaman pangan dan perkebunan di tengah semakin kondusifnya curah hujan serta masih bebasnya Provinsi NTT dari wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) dan semakin terkendalinya penyebaran wabah African Swine Fever (ASF).
Lebih lanjut, kata dia, pertumbuhan lapangan usaha perdagangan sejalan dengan peningkatan kredit konsumsi dan meningkatnya penyaluran kredit ultra mikro (UM) dibandingkan triwulan sebelumnya.
Selain itu, di tengah pencabutan PPKM, kinerja lapangan usaha administrasi pemerintahan meningkat seiring dengan peningkatan kinerja realisasi transfer ke daerah (TKD).(Ant)
0 Komentar
Raih Antusiasme Pasar, Sukuk ESG BSI Rp9 Triliun atau Oversubscribe Tiga Kali Lipat
Rupiah Tangguh Rp15.635 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.235 pada Rabu (7/2/2024)
Ekonomi Kaltim Tumbuh 6,22 Persen didorong Listrik dan Gas
BPS: Ekonomi NTB Tumbuh 1,8 Persen
Investasi Pekanbaru Tahun 2023 Capai Rp6,4 Triliun
Dinkes Kota Bengkulu Siapkan Rp17 Miliar untuk Pembangunan RSTG
Rupiah awal Pekan Melemah Jelang Rilis PDB Indonesia 2023
BI: Deflasi di Lampung Akibat Penurunan Harga Sejumlah Komoditas
Rupiah Perkasa Rp15.764 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.201 pada Kamis (1/2/2024)
Rupiah Meningkat Dipengaruhi Data ADP AS Lebih Lemah dari Ekspektasi
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 di Atas 5 Persen
Leave a comment