Sahabat.com - Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni P. Joewono menyampaikan penyebab turunnya inflasi pada Juni 2023 yang sudah berada di angka 3,52 persen dan memproyeksikan inflasi baru mencapai 4 persen pada September 2023.
"Ternyata inflasi (turun) jauh lebih cepat. Tentunya bukan hanya harga komoditas global yang turun, tapi pasokannya terjaga oleh bapak-bapak dan ibu pemerintah daerah dan oleh Bapanas (Badan Pangan Nasional),” ujar Doni dalam acara Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Kalimantan yang dipantau secara virtual di Jakarta, Senin.
Karena angka inflasi Indonesia dapat turun dengan cepat, Doni menyarankan sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Malaysiadan Budapest yang memiliki inflasi 25 persen untuk belajar dari Tanah Air.
“Di Amerika, inflasi itu hanya bisa diselesaikan dengan menaikkan suku bunga, seperti layaknya Bank Sentral di negara-negara lain. (Namun), Indonesia punya pemerintah daerah dan Gubernur, jadi tidak hanya policy suku bunga untuk menaikkan, tapi dia punya policy supply yang didukung oleh seluruh Gubernur di seluruh Indonesia,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, dia turut mengapresiasi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) yang meraih surplus dalam neraca pangan. Kendati demikian, komoditas beras, minyak goreng, dan cabai masih memiliki berkontribusi terhadap peningkatan inflasi daerah yang cukup tinggi.
“Nah ini tentunya kita semua patut waspada, walaupun saya tahu bahwa GNPIP itu sudah di-kick off di Desember 2022 di Kalimantan ini. Tentunya kerjasama dengan semua pemerintah Kalimantan itu sangat kami dukung, dari pemerintah pusat maupun Bank Indonesia,” ucapnya.
Poin terakhir yang disampaikan olehnya adalah urgensi adanya neraca pangan di sektor hulu guna memudahkan kerja sama antardaerah.
“Kalau kita sudah tahu neraca pangan, kita lakukan kerjasama antar daerah karena Kalimantan Selatan surplus, kita cari distribusinya, dibantu oleh Pak Ketut (Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional) dengan gerakan pasar murah. Tentunya itu yang menjadi target kita,” kata Doni.(Ant)
0 Komentar
Raih Antusiasme Pasar, Sukuk ESG BSI Rp9 Triliun atau Oversubscribe Tiga Kali Lipat
Rupiah Tangguh Rp15.635 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.235 pada Rabu (7/2/2024)
Ekonomi Kaltim Tumbuh 6,22 Persen didorong Listrik dan Gas
BPS: Ekonomi NTB Tumbuh 1,8 Persen
Investasi Pekanbaru Tahun 2023 Capai Rp6,4 Triliun
Dinkes Kota Bengkulu Siapkan Rp17 Miliar untuk Pembangunan RSTG
Rupiah awal Pekan Melemah Jelang Rilis PDB Indonesia 2023
BI: Deflasi di Lampung Akibat Penurunan Harga Sejumlah Komoditas
Rupiah Perkasa Rp15.764 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.201 pada Kamis (1/2/2024)
Rupiah Meningkat Dipengaruhi Data ADP AS Lebih Lemah dari Ekspektasi
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 di Atas 5 Persen
Leave a comment