Sahabat.com - Bank Indonesia (BI) mengatakan kinerja perekonomian 2023 patut disyukuri karena membawa Indonesia menjadi salah satu negara dengan kinerja ekonomi terbaik di dunia.
"Bersyukur Indonesia adalah one of the best economic performance in the world. Insya Allah tahun lalu pertumbuhan kita sekitar 5 persen," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam acara peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia 2023 di Jakarta, Rabu.
Kinerja perekonomian Indonesia yang tangguh juga ditunjukkan dengan inflasi yang terkendali, apresiasi rupiah, kredit perbankan pada 2023 yang tumbuh 10,38 persen secara tahunan (year on year/yoy), dan akselerasi digitalisasi yang terus berlanjut.
Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia pada 2023 terjaga dalam kisaran sasaran, yakni sebesar 2,61 persen (yoy) sehingga Indonesia termasuk salah satu negara dengan inflasi terendah di antara negara G20. Kemudian, digitalisasi di Indonesia termasuk yang tercepat di dunia.
Selanjutnya, Perry mengatakan optimisme terhadap prospek perekonomian 2024 juga akan lebih baik. Pertumbuhan ekonomi pada 2024 akan sedikit di atas 5 persen.
Pada 2024, inflasi diproyeksikan terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus satu persen. Kredit perbankan akan meningkat 10-12 persen. Rupiah diyakini akan cenderung menguat.
"Rupiah memang sekarang agak naik turun, kami yakin di semester kedua akan apresiasi mengarah kepada fundamentalnya," tuturnya.
BI akan memastikan rupiah stabil dan akan cenderung menguat melalui penguatan kebijakan moneter yang pro-stability. BI terus bersinergi dengan pemerintah untuk menjaga inflasi terkendali.
Selain itu, BI akan memperkuat kebijakan makroprudensial yang tetap pro-growth. BI juga akan memastikan likuiditas di perbankan lebih dari cukup untuk meningkatkan penyaluran kredit.
Kondisi likuiditas perbankan cukup memadai. Pada Desember 2023, Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masing-masing tercatat sebesar sebesar 127,07 persen dan 28,73 persen, jauh di atas ambang batas 50 persen dan 10 persen.
"Kami akan pastikan likuiditas di perbankan lebih dari cukup sepanjang perbankan juga mau me-Repo-kan surat berharga negara yang dimiliki," ujarnya.
Insentif likuiditas akan terus diberikan termasuk untuk mendorong sektor-sektor prioritas. BI bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dan pemerintah akan memastikan pertumbuhan kredit 10-12 persen pada 2024.
Perry berpesan untuk tetap optimistis dan waspada menghadapi 2024, meskipun belum pasti waktu penurunan suku bunga kebijakan Amerika Serikat atau Fed Funds Rate (FFR), sementara ekonomi China melemah dan tensi geopolitik global masih akan naik turun. BI memperkirakan FFR akan turun di paruh kedua 2024.(Ant)
0 Komentar
Raih Antusiasme Pasar, Sukuk ESG BSI Rp9 Triliun atau Oversubscribe Tiga Kali Lipat
Rupiah Tangguh Rp15.635 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.235 pada Rabu (7/2/2024)
Ekonomi Kaltim Tumbuh 6,22 Persen didorong Listrik dan Gas
BPS: Ekonomi NTB Tumbuh 1,8 Persen
Rupiah Awal Pekan Merosot Tertekan Kekhawatiran Menjelang Pilpres 2024
Investasi Pekanbaru Tahun 2023 Capai Rp6,4 Triliun
Dinkes Kota Bengkulu Siapkan Rp17 Miliar untuk Pembangunan RSTG
Rupiah awal Pekan Melemah Jelang Rilis PDB Indonesia 2023
BI: Deflasi di Lampung Akibat Penurunan Harga Sejumlah Komoditas
Rupiah Perkasa Rp15.764 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.201 pada Kamis (1/2/2024)
Rupiah Meningkat Dipengaruhi Data ADP AS Lebih Lemah dari Ekspektasi
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 di Atas 5 Persen
Leave a comment