Sahabat.com - Dolar AS relatif datar terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB) di tengah data penjualan ritel dan produksi industri AS yang lebih baik dari perkiraan.
Indeks dolar yang mengukur nilai dolar terhadap enam mata uang utama lainnya turun tipis 0,002 persen menjadi 106,2464.
Berdasarkan laporan awal dari Departemen Perdagangan AS, data penjualan ritel AS tumbuh 0,7 persen pada September, di atas estimasi 0,3 persen. Meningkatnya penjualan ritel tersebut salah satunya ditopang oleh penjualan di pompa bensin yang meningkat 0,9 persen.
Presiden Federal Reserve Bank of Richmond Thomas Barkin pada Selasa (17/10) mengatakan biaya pinjaman jangka panjang yang lebih tinggi memberikan tekanan terhadap permintaan namun tidak jelas bagaimana itu akan mempengaruhi kebijakan suku bunga bank sentral dalam dua minggu.
Imbal hasil obligasi AS yang lebih tinggi dan Fed yang hawkish kemungkinan membatasi penurunan dolar. Peluang kenaikan suku bunga oleh Fed pada Desember meningkat menjadi hampir 42 persen, berdasarkan CME FedWatch Tool.
Sementara itu, Indeks Harga Konsumen (IHK) Kanada naik 3,8 persen secara tahunan pada September, turun dibandingkan 4,1 persen pada Agustus dan di bawah ekspektasi 4 persen.
Pada akhir perdagangan di New York, dolar AS menguat menjadi 1,3646 dolar Kanada dari 1,3617 dolar Kanada. Sementara itu, euro naik ke 1,0570 dolar AS dari 1,0554 pada sesi sebelumnya dan pound Inggris melemah ke 1,2174 dolar AS dari 1,2212 dolar AS.
Dolar AS mencapai 149,7680 yen Jepang, lebih tinggi dari 149,5270 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS menguat menjadi 0,90055 franc Swiss dari 0,9003 franc Swiss, sedangkan dolar meningkat menjadi 10,9252 krona Swedia dari 10,9178 krona.(Ant)
0 Komentar
Raih Antusiasme Pasar, Sukuk ESG BSI Rp9 Triliun atau Oversubscribe Tiga Kali Lipat
Rupiah Tangguh Rp15.635 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.235 pada Rabu (7/2/2024)
Ekonomi Kaltim Tumbuh 6,22 Persen didorong Listrik dan Gas
BPS: Ekonomi NTB Tumbuh 1,8 Persen
Investasi Pekanbaru Tahun 2023 Capai Rp6,4 Triliun
Dinkes Kota Bengkulu Siapkan Rp17 Miliar untuk Pembangunan RSTG
Rupiah awal Pekan Melemah Jelang Rilis PDB Indonesia 2023
BI: Deflasi di Lampung Akibat Penurunan Harga Sejumlah Komoditas
Rupiah Perkasa Rp15.764 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.201 pada Kamis (1/2/2024)
Rupiah Meningkat Dipengaruhi Data ADP AS Lebih Lemah dari Ekspektasi
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 di Atas 5 Persen
Leave a comment