Sahabat.com - Dolar AS melemah terhadap sekelompok mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) didorong sikap dovish The Federal Reserve dan anjloknya imbal hasil obligasi menyusul keputusan bank sentral pertahankan suku bunga.
Indeks dolar yang mengukur nilai dolar terhadap enam mata uang utama lainnya turun 0,71 persen menjadi 106,1285.
Meskipun Ketua Fed Jerome Powell membuka kemungkinan kenaikan suku bunga lagi, investor semakin yakin bahwa puncak suku bunga AS telah tercapai, dengan kemungkinan di bawah 20 persen bahwa suku bunga akan naik pada Desember.
Global Head FX Brad Bechtel mengatakan The Fed mungkin sudah selesai menaikkan suku bunga, namun bank sentral dapat melihat alasan untuk melakukan pengetatan sekali lagi mengingat perekonomian AS yang masih tangguh.
"Namun pada saat yang sama, semua orang melihat adanya perlambatan dan inflasi menuju ke arah yang benar. Kita bisa berdebat apakah mereka akan menaikkan 25 (basis poin) lagi atau tidak. Tidak masalah. Tema yang lebih luas adalah bahwa The Fed sudah mendekati puncaknya," ujar Bechtel.
Sementara itu, klaim pengangguran di AS naik 5.000 klaim menjadi 217.000 klaim untuk pekan yang berakhir 28 Oktober, berdasarkan laporan Departemen Tenaga Kerja AS Kamis (2/11). Rata-rata pergerakan klaim dalam empat minggu meningkat sebesar 2.000 klaim menjadi 210.000 klaim.
Sterling naik setelah Bank of England mempertahankan suku bunga pada level tertinggi dalam 15 tahun dan menekankan bahwa mereka tidak memperkirakan akan mulai menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.
Pada akhir perdagangan di New York, euro naik ke 1,0625 dolar AS dari 1,0542. Pound Inggris naik ke 1,2204 dolar AS dari 1,2132 dolar AS.
Sementara itu, dolar AS mencapai 150,4420 yen Jepang, lebih rendah dari 151,9820 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9059 franc Swiss dari 0,9088 franc Swiss.
Selanjutnya, dolar AS melemah menjadi 1,3751 dolar Kanada dari 1,3873 dolar Kanada dan dolar AS melemah menjadi 11,1124 krona Swedia dari 11,2053 krona Swedia.(Ant)
0 Komentar
Raih Antusiasme Pasar, Sukuk ESG BSI Rp9 Triliun atau Oversubscribe Tiga Kali Lipat
Rupiah Tangguh Rp15.635 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.235 pada Rabu (7/2/2024)
Ekonomi Kaltim Tumbuh 6,22 Persen didorong Listrik dan Gas
BPS: Ekonomi NTB Tumbuh 1,8 Persen
Investasi Pekanbaru Tahun 2023 Capai Rp6,4 Triliun
Dinkes Kota Bengkulu Siapkan Rp17 Miliar untuk Pembangunan RSTG
Rupiah awal Pekan Melemah Jelang Rilis PDB Indonesia 2023
BI: Deflasi di Lampung Akibat Penurunan Harga Sejumlah Komoditas
Rupiah Perkasa Rp15.764 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.201 pada Kamis (1/2/2024)
Rupiah Meningkat Dipengaruhi Data ADP AS Lebih Lemah dari Ekspektasi
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 di Atas 5 Persen
Leave a comment