Sahabat.com - Dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) dipicu komentar dovish pejabat bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve.
Indeks dolar yang mengukur nilai dolar terhadap enam mata uang lainnya turun 0,09 persen menjadi 106,2488.
Dolar AS melemah setelah Presiden Federal Reserve Philadelphia Patrick Harker mengatakan tingkat suku bunga saat ini hampir mematikan akses ke pasar perumahan bagi pembeli rumah pertama.
"Ketika bicara soal perumahan, iklimnya dapat diringkas dalam tujuh kata, di mana salah satu kontak mengatakan kepada saya baru-baru ini, "'There are no first-time home buyers," kata Harker dalam pidatonya di konvensi tahunan Mortgage Bankers Association pada Senin.
Harker juga menegaskan kembali komentarnya pada akhir pekan lalu bahwa ia meyakini saat ini adalah titik di mana bank sentral dapat mempertahankan suku bunganya.
Indeks General Business Conditions AS turun ke -4,6 pada Oktober dari 1,9 pada September. Sedangkan indeks untuk jumlah tenaga kerja meningkat enam poin ke 3,1 dan rata-rata indeks minggu kerja naik ke 2,2, menunjukkan sedikit peningkatan dalam tingkat pekerjaan dan jam kerja.
Di sisi lain, Gubernur Bank of England Andrew Bailey mengatakan pada Jumat (13/10) bahwa kebijakan suku bunga ke depan masih akan ketat.
Pada akhir perdagangan di New York, pound Inggris menguat ke 1,2212 dolar AS dari 1,2135 dolar AS. Investor fokus pada data tenaga kerja Inggris pada Selasa, diikuti data inflasi pada Rabu (18/3) dan data penjualan ritel pada Jumat (20/3).
Sementara itu euro menguat ke 1,0473 dolar AS dari 1,0511 pada sesi sebelumnya. Sedangkan dolar AS melemah menjadi 1,3617 dolar Kanada dari 1,3658 dolar Kanada pada sesi sebelumnya.
Dolar AS mencapai 149,527 yen Jepang, lebih tinggi dari 149,505 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS melemah menjadi 0,9003 franc Swiss dari 0,9012 franc, sedangkan dolar turun menjadi 10,9178 krona Swedia dari 11,0126 krona.(Ant)
0 Komentar
Raih Antusiasme Pasar, Sukuk ESG BSI Rp9 Triliun atau Oversubscribe Tiga Kali Lipat
Rupiah Tangguh Rp15.635 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.235 pada Rabu (7/2/2024)
Ekonomi Kaltim Tumbuh 6,22 Persen didorong Listrik dan Gas
BPS: Ekonomi NTB Tumbuh 1,8 Persen
Rupiah Awal Pekan Merosot Tertekan Kekhawatiran Menjelang Pilpres 2024
Investasi Pekanbaru Tahun 2023 Capai Rp6,4 Triliun
Dinkes Kota Bengkulu Siapkan Rp17 Miliar untuk Pembangunan RSTG
Rupiah awal Pekan Melemah Jelang Rilis PDB Indonesia 2023
BI: Deflasi di Lampung Akibat Penurunan Harga Sejumlah Komoditas
Rupiah Perkasa Rp15.764 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.201 pada Kamis (1/2/2024)
Rupiah Meningkat Dipengaruhi Data ADP AS Lebih Lemah dari Ekspektasi
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 di Atas 5 Persen
Leave a comment