Sahabat.com - Dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), setelah permohonan klaim pengangguran AS turun dan pasar tenaga kerja menunjukkan ketahanan, serta risalah Federal Reserve membiarkan pintu terbuka untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,13 persen menjadi 103,5739 pada akhir perdagangan.
Greenback mendapat dukungan dari serangkaian data ekonomi AS baru-baru ini yang memperkuat pandangan bahwa suku bunga akan tetap tinggi untuk beberapa waktu.
Risalah pertemuan kebijakan Fed pada Juli menunjukkan para pejabat terbelah mengenai perlunya kenaikan suku bunga lebih banyak bulan lalu, mengutip risiko ekonomi jika suku bunga didorong terlalu jauh.
"Ketika Anda kembali ke risalah Fed, ada kemungkinan Fed menaikkan lagi pada November, tapi saya pikir pasar belum ingin berdagang sekitar November," kata Adam Button, kepala analis mata uang di ForexLive. "Ada begitu banyak data antara dulu dan sekarang."
Sementara itu, permohonan untuk tunjangan pengangguran turun 11.000 menjadi 239.000 untuk pekan yang berakhir 12 Agustus dari 250.000 minggu sebelumnya, Departemen Tenaga Kerja melaporkan Kamis (17/8/2023).
Dolar AS berayun antara keuntungan dan kerugian setelah laporan tersebut, sebelum dipengaruhi oleh lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah AS dan mencapai tertinggi dua bulan di 103,59.
"Pasar tenaga kerja tidak meledak," kata Christopher Rupkey, kepala ekonom di FWDBONDS. "Ekonomi mungkin memanas bukannya mendingin karena obat moneter dari suku bunga 5,5 persen yang lebih tinggi tidak memperlambat permintaan agregat seperti yang seharusnya dikatakan oleh buku pelajaran ekonomi."
Sebuah laporan terpisah menunjukkan bahwa penjualan ritel e-commerce AS untuk kuartal kedua naik 2,1 persen dari kuartal ke kuartal menjadi 277,6 miliar dolar AS, mengikuti kenaikan 3,0 persen pada kuartal sebelumnya, kata Biro Sensus AS, Kamis (17/8/2023).
Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,0857 dolar AS dari 1,0879 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,2728 dolar AS dari 1,2725 dolar AS.
Meskipun terjadi penurunan tajam dalam tingkat inflasi utama Inggris, langkah-langkah utama pertumbuhan harga yang dipantau oleh Bank Sentral Inggris gagal mereda pada Juli, meningkatkan taruhan bahwa bank akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama.
Dolar AS dibeli 146,0890 yen Jepang, lebih rendah dari 146,2300 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,8797 franc Swiss dari 0,8800 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3546 dolar Kanada dari 1,3535 dolar Kanada. Dolar AS naik menjadi 10,9363 krona Swedia dari 10,9211 krona Swedia.(Ant)
0 Komentar
Rupiah Tangguh Rp15.635 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.235 pada Rabu (7/2/2024)
Ekonomi Kaltim Tumbuh 6,22 Persen didorong Listrik dan Gas
BPS: Ekonomi NTB Tumbuh 1,8 Persen
Investasi Pekanbaru Tahun 2023 Capai Rp6,4 Triliun
Dinkes Kota Bengkulu Siapkan Rp17 Miliar untuk Pembangunan RSTG
Rupiah awal Pekan Melemah Jelang Rilis PDB Indonesia 2023
BI: Deflasi di Lampung Akibat Penurunan Harga Sejumlah Komoditas
Rupiah Perkasa Rp15.764 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.201 pada Kamis (1/2/2024)
Rupiah Meningkat Dipengaruhi Data ADP AS Lebih Lemah dari Ekspektasi
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 di Atas 5 Persen
Rupiah Berpotensi Menguat Jelang Rilis Inflasi Domestik
Leave a comment