Sahabat.com - Dalam konteks perdebatan mengenai tanggapan Eropa terhadap program subsidi Presiden AS Joe Biden yang tercakup dalam Undang-Undang Pengurangan Inflasi (IRA) tahun 2022, Bank Investasi Eropa (EIB) sedang mempertimbangkan pembentukan sebuah dana baru.
"Selama krisis COVID-19, kami menyiapkan dana jaminan yang memastikan kelangsungan hidup perusahaan-perusahaan di 22 negara anggota Uni Eropa (UE)," kata Presiden EIB Werner Hoyer dalam wawancara dengan majalah Spiegel Jerman, yang diterbitkan pada Selasa (28/2/2023).
"Itu bisa menjadi model penjaminan dana serupa untuk mengamankan industri Eropa," katanya.
Banyak perusahaan di Eropa "di bawah tekanan kuat untuk memindahkan produksi mereka dan khususnya departemen pengembangan mereka ke Amerika Serikat," kata Hoyer. Ketakutan Uni Eropa bahwa IRA akan menarik investasi hijau dari Eropa ke Amerika Serikat "beralasan".
Paket 369 miliar dolar AS adalah investasi tunggal terbesar dalam "inisiatif hijau" dalam sejarah AS. Tujuan resminya adalah pengurangan 40 persen emisi gas rumah kaca AS pada tahun 2030 dibandingkan dengan tingkat tahun 2005.
Namun, para kritikus berpendapat bahwa IRA juga bertentangan dengan prinsip-prinsip perdagangan bebas di pasar internasional di bawah panji perlindungan iklim dan tindakan anti-inflasi.
IRA adalah "peringatan yang harus kita dengar," kata Hoyer kepada Spiegel.
Namun demikian, perlombaan subsidi yang luas dengan Amerika Serikat harus dihindari, tambahnya.
"Saya skeptis jika negara-negara Uni Eropa sekarang ingin menghujani ekonomi dengan uang dengan kaleng air besar," kata Hoyer. Sebaliknya, Uni Eropa harus menanggapi dengan bantuan terarah yang memungkinkan lompatan teknologi.
Ada kebutuhan untuk memberi perusahaan-perusahaan muda Jerman modal ventura untuk mencegah mereka bermigrasi ke Amerika Serikat, menurut Hoyer.(Ant)
0 Komentar
Raih Antusiasme Pasar, Sukuk ESG BSI Rp9 Triliun atau Oversubscribe Tiga Kali Lipat
Rupiah Tangguh Rp15.635 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.235 pada Rabu (7/2/2024)
Ekonomi Kaltim Tumbuh 6,22 Persen didorong Listrik dan Gas
BPS: Ekonomi NTB Tumbuh 1,8 Persen
Investasi Pekanbaru Tahun 2023 Capai Rp6,4 Triliun
Dinkes Kota Bengkulu Siapkan Rp17 Miliar untuk Pembangunan RSTG
Rupiah awal Pekan Melemah Jelang Rilis PDB Indonesia 2023
BI: Deflasi di Lampung Akibat Penurunan Harga Sejumlah Komoditas
Rupiah Perkasa Rp15.764 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.201 pada Kamis (1/2/2024)
Rupiah Meningkat Dipengaruhi Data ADP AS Lebih Lemah dari Ekspektasi
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 di Atas 5 Persen
Leave a comment