Sahabat.com - Harga emas kian bersinar, kembali menguat pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), memperpanjang keuntungan untuk sesi ketiga berturut-turut didorong oleh dolar AS yang lebih lemah setelah Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell menyatakan proses disinflasi telah dimulai.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman pada bulan April di Divisi Comex New York Exchange terdongkrak 5,9 dolar AS, atau 0,31 persen menjadi ditutup pada 1.890,70 dolar AS per ounce setelah diperdagangkan mencapai level tertinggi sesi 1.898,90 dolar AS dan terendah 1.881,40 dolar AS.
Emas berjangka bertambah 5,30 dolar AS atau 0,28 persen menjadi 1.884,80 dolar AS pada hari Selasa (7/2) setelah terkerek 2,90 dolar AS atau 0,15 persen menjadi 1.879,50 dolar AS pada hari Senin (6/2), dan anjlok 54,20 dolar AS atau 2,81 persen menjadi 1.876,60 dolar AS pada hari Jumat (3/2).
Ketua Fed menunjukkan sedikit tanda tekanan hawkish terhadap pasar tenaga kerja yang tangguh di Amerika Serikat, meningkatkan harapan bahwa suku bunga mungkin tidak akan naik lebih jauh.
Dalam sesi tanya jawab di hadapan Economic Club of Washington pada hari Selasa (7/2), Powell mengakui bahwa suku bunga mungkin perlu bergerak lebih tinggi dari yang diharapkan jika kondisi ekonomi tetap kuat tetapi menegaskan kembali bahwa dia merasa proses disinflasi sedang berlangsung.
Sementara itu, dalam sebuah wawancara dengan Wall Street Journal, Rabu (8/2), Presiden Federal Reserve New York John Williams yakin Federal Reserve perlu mempertahankan suku bunga restriktif selama beberapa tahun untuk mengendalikan inflasi, dan harapan untuk suku bunga Fed akan berada pada tingkat 5—5,25 persen.
Gubernur Federal Reserve Lisa Cook mengatakan bahwa pada hari Rabu (8/2) laporan pekerjaan pada bulan Januari yang kuat telah meningkatkan harapannya untuk soft landing, menambahkan bahwa dia yakin kembali ke target inflasi 2,0 persen dapat dicapai tanpa peningkatan besar dalam pengangguran.
Departemen Perdagangan AS melaporkan pada hari yang sama bahwa persediaan grosir AS naik tipis 0,1 persen pada bulan Desember, kenaikan terkecil sejak Juli 2020.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman pada bulan Maret naik 24,3 sen atau 1,1 persen menjadi ditutup pada 22,42 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman pada bulan April bertambah satu dolar AS atau 0,1 persen, menjadi menetap pada 987,20 dolar AS per ounce.(Ant)
0 Komentar
Raih Antusiasme Pasar, Sukuk ESG BSI Rp9 Triliun atau Oversubscribe Tiga Kali Lipat
Rupiah Tangguh Rp15.635 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.235 pada Rabu (7/2/2024)
Ekonomi Kaltim Tumbuh 6,22 Persen didorong Listrik dan Gas
BPS: Ekonomi NTB Tumbuh 1,8 Persen
Investasi Pekanbaru Tahun 2023 Capai Rp6,4 Triliun
Dinkes Kota Bengkulu Siapkan Rp17 Miliar untuk Pembangunan RSTG
Rupiah awal Pekan Melemah Jelang Rilis PDB Indonesia 2023
BI: Deflasi di Lampung Akibat Penurunan Harga Sejumlah Komoditas
Rupiah Perkasa Rp15.764 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.201 pada Kamis (1/2/2024)
Rupiah Meningkat Dipengaruhi Data ADP AS Lebih Lemah dari Ekspektasi
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 di Atas 5 Persen
Leave a comment