Sahabat.com - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), memperpanjang kenaikan untuk sesi kedua berturut-turut menyusul pernyataan Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell bahwa proses disinflasi telah dimulai dan dolar AS yang lebih lemah memberikan dorongan tambahan.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, bertambah 5,30 dolar AS atau 0,28 persen menjadi ditutup pada 1.884,80 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan mencapai level tertinggi sesi 1.897,20 dolar AS dan terendah 1.877,50 dolar AS.
Emas berjangka terkerek 2,90 dolar AS atau 0,15 persen menjadi 1.879,50 dolar AS pada Senin (6/2/2023), setelah anjlok 54,20 dolar AS atau 2,81 persen menjadi 1.876,60 dolar AS pada Jumat (3/2/2023), dan tergelincir 12 dolar AS atau 0,62 persen menjadi 1.930,80 dolar AS pada Kamis (2/2/2023).
Dalam pidatonya di Economic Club of Washington, D.C., Powell mengatakan Federal Reserve perlu terus menaikkan suku bunga. Tapi dia memperkirakan perlambatan inflasi, dengan mengatakan proses disinflasi telah dimulai, meski prosesnya akan memakan waktu cukup lama dan tidak akan mulus.
"Jika laporan pasar tenaga kerja yang kuat atau laporan inflasi yang lebih tinggi terus berlanjut, Fed mungkin perlu menaikkan suku bunga lebih dari harga saat ini," kata Powell.
The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 450 basis poin selama setahun terakhir, membawanya ke puncak 4,75 persen dari hanya 0,25 persen setelah wabah COVID-19 pada Maret 2020.
"Risiko sebenarnya adalah berapa banyak kenaikan suku bunga yang bisa kita lakukan, daripada jumlah kenaikan berikutnya," kata Saira Malik, kepala investasi di manajer aset Nuveen.
Para ekonom bertaruh pasar pekerjaan yang tidak stabil akan memaksa bank sentral untuk menaikkan suku bunga setidaknya dua kali lebih banyak daripada yang diantisipasi Powell.
Sementara itu, dolar AS tergelincir pada Selasa (7/2/2023) dengan indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,19 persen menjadi 103,4120 pada pukul 20.00 GMT, memberikan dukungan lebih lanjut terhadap emas.
Departemen Perdagangan AS melaporkan Selasa (7/2/2023) bahwa defisit perdagangan AS secara keseluruhan naik 12,2 persen menjadi mendekati satu triliun dolar pada 2022.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun 6 sen atau 0,27 persen, menjadi ditutup pada 22,177 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April bertambah 11,6 dolar AS atau 1,19 persen, menjadi menetap pada 986,20 dolar AS per ounce.(Ant)
0 Komentar
Raih Antusiasme Pasar, Sukuk ESG BSI Rp9 Triliun atau Oversubscribe Tiga Kali Lipat
Rupiah Tangguh Rp15.635 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.235 pada Rabu (7/2/2024)
Ekonomi Kaltim Tumbuh 6,22 Persen didorong Listrik dan Gas
BPS: Ekonomi NTB Tumbuh 1,8 Persen
Investasi Pekanbaru Tahun 2023 Capai Rp6,4 Triliun
Dinkes Kota Bengkulu Siapkan Rp17 Miliar untuk Pembangunan RSTG
Rupiah awal Pekan Melemah Jelang Rilis PDB Indonesia 2023
BI: Deflasi di Lampung Akibat Penurunan Harga Sejumlah Komoditas
Rupiah Perkasa Rp15.764 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.201 pada Kamis (1/2/2024)
Rupiah Meningkat Dipengaruhi Data ADP AS Lebih Lemah dari Ekspektasi
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 di Atas 5 Persen
Leave a comment