Sahabat.com - Harga emas kembali tergelincir pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), memperpanjang kerugian hari ketiga berturut-turut, karena para pedagang menunggu lebih banyak isyarat tentang ekonomi AS dari data inflasi utama yang akan dirilis hari ini.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di Divisi Comex New York Exchange, merosot 11 dolar AS atau 0,59 persen menjadi ditutup pada 1.863,50 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan mencapai tingkat tertinggi sesi 1.877,20 dolar AS dan terendah 1.860,80 dolar AS.
Emas berjangka jatuh 4,0 dolar AS atau 0,21 persen menjadi 1.874,50 dolar AS pada Jumat (10/2/2023), setelah jatuh 12,20 dolar AS atau 0,65 persen menjadi 1.878,50 dolar AS pada Kamis (9/2/2023), dan terdongkrak 5,9 dolar AS atau 0,31 persen menjadi 1.890,70 dolar AS pada Rabu (8/2/2023).
Investor menyesuaikan posisi di tengah kegugupan menjelang Indeks Harga Konsumen (IHK) AS yang akan dirilis pada Selasa waktu setempat, karena gambarannya akan menjadi lebih jelas setelah data inflasi Januari dirilis.
Pembacaan indeks harga konsumen Selasa diperkirakan akan menjelaskan lebih lanjut di mana suku bunga berpotensi mencapai puncaknya di AS. Sementara inflasi diperkirakan akan turun lebih jauh pada Januari dari bulan sebelumnya, namun masih dalam tren di tingkat yang relatif tinggi.
Ekspektasi pasar adalah bahwa Federal Reserve AS akan terus menaikkan suku bunga, mendorong suku bunga di atas 5,0 persen dalam beberapa bulan mendatang, kemudian mempertahankannya hingga setidaknya tahun 2024. Beberapa bahkan bertaruh bahwa suku bunga dapat bergerak lebih tinggi hingga 6,0 persen atau lebih.
Kenaikan suku bunga menjadi pertanda buruk bagi emas dan aset-aset lain yang tidak memberikan imbal hasil. Penguatan dolar, yang diuntungkan dari suku bunga yang lebih tinggi, juga membuat logam kuning lebih mahal untuk pembeli dengan mata uang lainnya.
Sementara itu, dolar AS merosot pada perdagangan Senin (13/2/2023) ketika para pelaku pasar menunggu laporan inflasi utama dengan indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya turun 0,26 persen menjadi 103,3630, memberikan dukungan terhadap emas.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun 22,3 sen atau 1,01 persen, menjadi menetap pada 21,852 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April terangkat 7,60 dolar AS atau 0,8 persen, menjadi ditutup pada 959,40 dolar AS per ounce.(Ant)
0 Komentar
Raih Antusiasme Pasar, Sukuk ESG BSI Rp9 Triliun atau Oversubscribe Tiga Kali Lipat
Rupiah Tangguh Rp15.635 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.235 pada Rabu (7/2/2024)
Ekonomi Kaltim Tumbuh 6,22 Persen didorong Listrik dan Gas
BPS: Ekonomi NTB Tumbuh 1,8 Persen
Rupiah Awal Pekan Merosot Tertekan Kekhawatiran Menjelang Pilpres 2024
Investasi Pekanbaru Tahun 2023 Capai Rp6,4 Triliun
Dinkes Kota Bengkulu Siapkan Rp17 Miliar untuk Pembangunan RSTG
Rupiah awal Pekan Melemah Jelang Rilis PDB Indonesia 2023
BI: Deflasi di Lampung Akibat Penurunan Harga Sejumlah Komoditas
Rupiah Perkasa Rp15.764 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.201 pada Kamis (1/2/2024)
Rupiah Meningkat Dipengaruhi Data ADP AS Lebih Lemah dari Ekspektasi
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 di Atas 5 Persen
Leave a comment