Sahabat.com - Harga emas berjangka merosot pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), membukukan kerugian untuk sesi kedua berturut-turut tertekan oleh dolar AS yang lebih kuat ketika para pedagang menunda taruhan besar guna mengantisipasi lebih banyak isyarat kebijakan moneter dari risalah pertemuan Februari Federal Reserve.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di Divisi Comex New York Exchange, tergelincir 7,70 dolar AS atau 0,42 persen menjadi ditutup pada 1.842,50 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan mencapai tertinggi sesi di 1.856,40 dolar AS dan terendah di 1.839,00 dolar AS.
Emas berjangka melemah 1,60 dolar AS atau 0,09 persen menjadi 1.850,20 dolar AS pada Jumat (17/2), setelah terangkat 6,50 dolar AS atau 0,35 persen menjadi 1.851,80 dolar AS pada Kamis (16/3), dan anjlok 20,10 dolar AS atau 1,08 persen menjadi 1.845,30 dolar AS pada Rabu (15/2).
Bursa Comex ditutup pada Senin (20/2) untuk libur memperingati Hari Presiden.
Dolar AS menguat pada Selasa (21/2), karena pelaku pasar menyaring data ekonomi terbaru dengan indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnhya, naik 0,31 persen menjadi 104,1723.
Para pedagang juga menunggu rilis risalah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Rabu waktu setempat, yang menurut para analis pasar, mungkin secara tak terduga hawkish, sehingga memberi petunjuk ke arah yang ingin diambil Federal Reserve dengan melanjutkan kenaikan suku bunga.
Pasar juga menunggu banyak pembicara Fed minggu ini, karena inflasi AS yang terlalu panas dan kekuatan di pasar tenaga kerja membuat kebijakan bank sentral menjadi fokus.
Pembacaan inflasi AS yang lebih panas dari perkiraan dengan cepat menghentikan reli harga emas baru-baru ini, karena pasar secara drastis menilai kembali ekspektasi mereka untuk kenaikan suku bunga tahun ini.
Indeks Aktivitas Bisnis Jasa-jasa AS dari Global S&P membukukan 50,5 pada Februari, naik dari 46,8 pada Januari. Sementara Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur AS dari S&P Global tercatat 47,8 pada Februari, naik dari 46,9 pada awal tahun.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 17,50 sen atau 0,81 persen, menjadi menetap pada 21,89 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April terangkat 27,20 dolar AS atau 2,95 persen, menjadi ditutup pada 948,60 dolar AS per ounce.(Ant)
0 Komentar
Raih Antusiasme Pasar, Sukuk ESG BSI Rp9 Triliun atau Oversubscribe Tiga Kali Lipat
Rupiah Tangguh Rp15.635 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.235 pada Rabu (7/2/2024)
Ekonomi Kaltim Tumbuh 6,22 Persen didorong Listrik dan Gas
BPS: Ekonomi NTB Tumbuh 1,8 Persen
Investasi Pekanbaru Tahun 2023 Capai Rp6,4 Triliun
Dinkes Kota Bengkulu Siapkan Rp17 Miliar untuk Pembangunan RSTG
Rupiah awal Pekan Melemah Jelang Rilis PDB Indonesia 2023
BI: Deflasi di Lampung Akibat Penurunan Harga Sejumlah Komoditas
Rupiah Perkasa Rp15.764 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.201 pada Kamis (1/2/2024)
Rupiah Meningkat Dipengaruhi Data ADP AS Lebih Lemah dari Ekspektasi
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 di Atas 5 Persen
Leave a comment