Sahabat.com - PT Wijaya Cahaya Timber Tbk (FWCT) resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan saham dibuka naik 34,75 persen ke posisi Rp159 dari harga awal Rp118 per lembar saham.
Saham FWCT berada di level tertinggi Rp159 per saham. Total frekuensi perdagangan 3.744 kali dengan volume perdagangan 9,65 juta saham dan nilai transaksi harian Rp1,53 miliar.
“Langkah perseroan berani melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui IPO adalah bagian dari strategi untuk meningkatkan ekspansi usaha, kapasitas pendanaan, tata kelola dan prinsip keterbukaan perseroan lebih baik sebagai perusahaan publik," ujar Direktur Utama FWCT Budi Tjahjadi dalam Pencatatan Saham Perdana FWCT secara hybrid di Jakarta, Rabu.
FWCT menggelar IPO sebanyak 375 juta saham atau setara 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO, serta menetapkan harga penawaran Rp118 per saham dengan masa penawaran umumnya berlangsung dari tanggal 26 Januari hingga 30 Januari 2023.
Perseroan berhasil menghimpun dana sebesar Rp44,25 miliar, yang mana 79 persen akan digunakan untuk pembelian mesin produksi utama, 16 persen digunakan untuk pembelian mesin produksi pendukung, serta sisanya akan digunakan untuk modal kerja guna mendukung operasional perseroan.
FWCT menunjuk PT Lotus Andalan Sekuritas Indonesia selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek dalam IPO ini, dan perseroan kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 344,09 kali dari penawaran poolin.
FWCT merupakan perusahaan ke sebelas yang mencatatkan saham perdana di BEI pada tahun 2023 ini, yang mana hingga saat ini telah terdapat 836 perusahaan tercatat di pasar modal Indonesia.
Perusahaan yang bergerak di industri kayu lapis ini membukukan penjualan Rp 508,29 miliar dengan laba bersih Rp25,18 miliar per 31 Juli 2022.
FWCT berkomitmen untuk memberikan dampak positif dan berkelanjutan bagi para pemangku kepentingan melalui kegiatan usaha yang dijalankan.(Ant)
0 Komentar
Raih Antusiasme Pasar, Sukuk ESG BSI Rp9 Triliun atau Oversubscribe Tiga Kali Lipat
Rupiah Tangguh Rp15.635 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.235 pada Rabu (7/2/2024)
Ekonomi Kaltim Tumbuh 6,22 Persen didorong Listrik dan Gas
BPS: Ekonomi NTB Tumbuh 1,8 Persen
Investasi Pekanbaru Tahun 2023 Capai Rp6,4 Triliun
Dinkes Kota Bengkulu Siapkan Rp17 Miliar untuk Pembangunan RSTG
Rupiah awal Pekan Melemah Jelang Rilis PDB Indonesia 2023
BI: Deflasi di Lampung Akibat Penurunan Harga Sejumlah Komoditas
Rupiah Perkasa Rp15.764 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.201 pada Kamis (1/2/2024)
Rupiah Meningkat Dipengaruhi Data ADP AS Lebih Lemah dari Ekspektasi
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 di Atas 5 Persen
Leave a comment