Sahabat.com - Perusahaan bidang distribusi gas alam PT GTS Internasional Tbk (kode saham: GTSI) mencatatkan pendapatan senilai 41,23 juta dolar Amerika Serikat (AS) selama tahun 2022, atau lebih tinggi 34,03 persen year on year (yoy) dibandingkan sebesar 30,75 juta dolar AS tahun 2021.
Direktur GTSI Dandun Widodo dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin, menjelaskan kenaikan pendapatan tersebut ditopang oleh peningkatan seluruh komponen pendapatan termasuk jasa sewa kapal dan pengelolaan kapal perseroan.
“Bergerak dari potensi industri dan usaha yang masih cukup menjanjikan, meski tahun 2022 tidak mudah dilewati dan mempunyai berbagai tantangan, GTSI terus berfokus dalam meningkatkan kelancaran operasional serta kepercayaan pelanggan atas layanan perseroan,” ujar Dandun.
Pada sisi lain, perseroan mencatat beban pokok pendapatan yang turun sebesar 15,22 persen (yoy) menjadi 26,69 juta dolar AS, dan beban operasi lainnya turun dari 7,80 dolar AS pada 2021 menjadi 2,10 dolar AS pada tahun 2022.
Dengan demikian, selama 2022, perseroan mencatatkan laba bersih tahun berjalan sebesar 5,12 juta dolar AS, atau berbanding terbalik dari sebelumnya mencatatkan rugi sebesar 11,91 dolar AS pada tahun 2021.
“Perseroan juga tetap berada dalam posisi keuangan yang aman, dengan total asset sebesar 123,80 juta dolar AS di tahun 2022,” ujar Dandun.
Adapun, nilai aset perseroan tersebut didukung oleh ekuitas yang menguat pada 2022 menjadi 56,96 juta dolar AS, atau meningkat sebesar 18,55 persen (yoy) dari 48,04 dolar AS pada 2021.
Selain itu, arus kas perseroan juga menguat pada 2022, dengan kas dan setara kas di awal tahun 2022 sebesar 13,52 dolar AS menjadi 20,36 dolar AS pada akhir 2022.
Direktur Utama GTSI Tammy Meidharma menyampaikan langkah-langkah keberlanjutan yang ditempuh oleh perseroan, di antaranya, tata kelola yang baik merupakan satu perangkat yang mengatur hubungan perseroan dan keseluruhan organ-organ, serta pemangku kepentingan.
Sebagai informasi, industri gas alam cair di Indonesia pada 2023 diperkirakan masih akan stabil dan tidak terpengaruh oleh pasokan dari Rusia, yang mana gas bumi saat ini menjadi andalan proses transisi energi, sehingga, produk gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat.
Adapun, Satuan Kerja khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak Dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan produksi LNG pada 2023 sebesar 204 kargo, lebih tinggi dibandingkan realisasi produksi pada 2022 yang mencapai 196 kargo.(Ant)
0 Komentar
Raih Antusiasme Pasar, Sukuk ESG BSI Rp9 Triliun atau Oversubscribe Tiga Kali Lipat
Rupiah Tangguh Rp15.635 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.235 pada Rabu (7/2/2024)
Ekonomi Kaltim Tumbuh 6,22 Persen didorong Listrik dan Gas
BPS: Ekonomi NTB Tumbuh 1,8 Persen
Investasi Pekanbaru Tahun 2023 Capai Rp6,4 Triliun
Dinkes Kota Bengkulu Siapkan Rp17 Miliar untuk Pembangunan RSTG
Rupiah awal Pekan Melemah Jelang Rilis PDB Indonesia 2023
BI: Deflasi di Lampung Akibat Penurunan Harga Sejumlah Komoditas
Rupiah Perkasa Rp15.764 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.201 pada Kamis (1/2/2024)
Rupiah Meningkat Dipengaruhi Data ADP AS Lebih Lemah dari Ekspektasi
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 di Atas 5 Persen
Leave a comment