Sahabat.com - Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) atau Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) memproyeksikan kinerja perdagangan berjangka komoditi akan meningkat 25 persen pada 2024 dibandingkan tahun 2023.
"Optimisme ini sejalan dengan proyeksi Bank Indonesia yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2024 diprediksi lebih baik dari tahun ini yaitu di kisaran 4,5 persen sampai 5,3 persen," kata Direktur Utama ICDX Nursalam di sela-sela ICDX Outlook di Jakarta, Rabu.
Nursalam menuturkan meskipun pada 2024 Indonesia memiliki agenda nasional yaitu pemilu legislatif dan pemilihan presiden dan wakil presiden, namun pihaknya meyakini kegiatan tersebut tidak banyak memberikan dampak negatif di sektor perdagangan berjangka komoditi.
Hal itu dikarenakan pertumbuhan ekonomi nasional yang diperkirakan membaik, akan menjadi katalis positif terhadap industri perdagangan berjangka komoditi.
Lebih lanjut ia mengatakan di tahun 2024, ICDX akan memfokuskan pada pengembangan dan peningkatan transaksi multilateral untuk membawa perdagangan berjangka komoditi sebagai sarana hedging dan lindung nilai komoditas.
Sejak Januari hingga November 2023, ICDX mencatat total transaksi perdagangan sebanyak 5.768.054 lot, meningkat 12,81 persen dibandingkan dengan total transaksi tahun 2022 sebesar 5.113.123 lot.
Adapun komposisi transaksi di tahun 2023 terdiri dari 1.517.263 lot transaksi multilateral dan 4.250.791 lot berupa transaksi di sistem perdagangan alternatif.
"Catatan transaksi multilateral tahun 2023 ini menunjukkan pertumbuhan positif dari tahun sebelumnya, di mana di tahun 2022 mencapai 970.550 lot," ujarnya.
Dibandingkan tahun 2022, peningkatan transaksi multilateral dalam periode Januari hingga November 2023 mengalami peningkatan sebesar 56,33 persen.
Sedangkan untuk transaksi di sistem perdagangan alternatif, terjadi kenaikan transaksi dari 2022 ke tahun 2023 sampai akhir November sebesar 2,61 persen, yakni dari 4.142.573 lot menjadi 4.250.790.
"Untuk tahun 2024, kami proyeksikan total transaksi akan tumbuh 25 persen. Untuk itu, ke depan, ICDX telah menyiapkan berbagai agenda strategis untuk mendorong peningkatan transaksi, yaitu dengan edukasi dan literasi berkelanjutan, pengembangan produk dan tentunya juga pengembangan sumber daya manusia," katanya.
Sebelumnya, Kepala Divisi Riset PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Verdi Ikhwan optimistis rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) di pasar saham Indonesia dapat mencapai target senilai Rp12,25 triliun pada tahun 2024.
“Optimis karena kondisi setelah Pemilihan Umum (Pemilu), secara historikal biasanya terjadi pembalikan, artinya responnya bagus, peningkatan transaksi,” ujar Verdi dalam Edukasi Wartawan bertema Market Outlook 2024 yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Selain itu, lanjutnya, peningkatan RNTH tahun depan juga akan dipengaruhi oleh meningkatnya supply and demand seiring meningkatnya jumlah perusahaan tercatat dan jumlah investor di pasar modal Indonesia.
"Kita punya base dari supply and demand, jumlah emiten kita banyak, jumlah investor banyak. Sehingga, kita optimis, termasuk kondisi makro kita, pemerintah menargetkan tumbuh 5 persen, itu lumayan gede dibandingkan negara lain,” ujar Verdi.(Ant)
0 Komentar
Raih Antusiasme Pasar, Sukuk ESG BSI Rp9 Triliun atau Oversubscribe Tiga Kali Lipat
Rupiah Tangguh Rp15.635 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.235 pada Rabu (7/2/2024)
Ekonomi Kaltim Tumbuh 6,22 Persen didorong Listrik dan Gas
BPS: Ekonomi NTB Tumbuh 1,8 Persen
Investasi Pekanbaru Tahun 2023 Capai Rp6,4 Triliun
Dinkes Kota Bengkulu Siapkan Rp17 Miliar untuk Pembangunan RSTG
Rupiah awal Pekan Melemah Jelang Rilis PDB Indonesia 2023
BI: Deflasi di Lampung Akibat Penurunan Harga Sejumlah Komoditas
Rupiah Perkasa Rp15.764 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.201 pada Kamis (1/2/2024)
Rupiah Meningkat Dipengaruhi Data ADP AS Lebih Lemah dari Ekspektasi
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 di Atas 5 Persen
Leave a comment