IHSG Berpeluang Datar, Pasar Cermati Kebijakan Devisa Hasil Ekspor

26 Januari 2023 03:45
Penulis: Alber Laia, bisnis
Ilustrasi: Pengunjung mengamati pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/ama.

Sahabat.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis berpeluang sideaway (datar) di tengah pasar masih mencermati kebijakan pemerintah terkait Devisa Hasil Ekspor (DHE).

IHSG dibuka melemah 9,94 poin atau 0,15 persen ke posisi 6.819,9. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 0,55 poin atau 0,06 persen ke posisi 931,7.

"Pergerakan IHSG saat ini masih menunjukkan pola sideway dengan potensi tekanan terbatas. IHSG berpeluang bergerak di kisaran 6.764 hingga 6.894," tulis Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.

Dari dalam negeri, sentimen akan datang dari kebijakan pemerintah yang sedang merevisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 tahun 2019 tentang Devisa Hasil Ekspor (DHE). Salah satu revisi tersebut adalah mewajibkan eksportir untuk menahan DHE mereka selama tiga bulan di dalam negeri.

Selain itu pergerakan IHSG akan diwarnai oleh rilis laporan kinerja emiten sepanjang tahun 2022 dalam beberapa waktu mendatang.

Sementara itu bursa Amerika Serikat (AS) melandai pada perdagangan tadi malam (25/1), merespon banyaknya laporan keuangan perusahaan yang di bawah ekspektasi.

Indeks Dow Jones ditutup menguat tipis 0,03 persen ke 33.743,84,Indeks  Nasdaq melemah 0,18 persen ke 11.313,36, dan Indeks S&P 500 turun 0,02 persen ke 4.016,22.

Sejumlah perusahaan besar mengumumkan laporan keuangan kemarin, diantaranya Boeing, AT&T Inc, Capital One, Intuitive Surgical, dan perusahaan keamanan aplikasi F5.
Dari lima perusahaan besar tersebut, hanya AT&T yang mampu membukukan pendapatan di atas ekspektasi pasar.

Sejauh ini 95 perusahaan atau 19 persen di Indeks S&P sudah mengumumkan laporan keuangan, dengan 68 persen di atas ekspektasi pasar.

Kembali memanasnya situasi di Ukraina bisa menyebabkan sentimen negatif di pasar, serta mempercepat perlambatan ekonomi dan ancaman resesi di tingkat global.

Dari Asia, Pusat Pencegahan dan Kontrol Penyakit COVID-19 China (CDC) melaporkan kasus Kematian COVID-19 mencapai rekor dengan menembus lebih dari 4 ribu kasus pada 4 Januari 2023. Dengan situasi yang terjadi sekarang, China bisa kembali melakukan pengetatan kebijakan.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain Indeks Nikkei turun 46,10 atau 0,17 persen ke 27.348,9, Indeks Hang Seng naik 330,75 poin atau 1,50 persen ke 22.375,4, dan Indeks Strait Times menguat 11,9 poin atau 0,36 persen ke 3.364,6. Sedangkan Indeks Shanghai (China) masih libur untuk memperingati Tahun Baru Imlek 2574 Kongzili.(Ant)

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment