Kemenkop UKM Andalkan Model Bisnis Agregasi di Sektor Wastra dan Kriya

28 November 2023 17:25
Penulis: Habieb Febriansyah, bisnis
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam pembukaan Cerita Nusantara di Jakarta, Selasa (28/11/2023) (ANTARA/HO-Kemenkop UKM)

Sahabat.com - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KemenKopUKM) mengandalkan model bisnis agregasi untuk mengakselerasi ekspor di sektor wastra dan kriya.

"Selama dua tahun sinergi dengan berbagai pihak, kami melihat agregator punya peran yang sangat strategis dalam menjaga eksistensi dan keberlanjutan bisnis wastra maupun kriya di Indonesia," ujar Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam pembukaan Cerita Nusantara di Jakarta, Selasa.

Model bisnis agregasi, kata Menteri Teten memiliki banyak kelebihan, di mana pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) bisa memperoleh sejumlah manfaat, yakni bisa mendapatkan transfer pengetahuan, transfer teknologi dan akses pembiayaan.

Selain itu, model bisnis ini juga akan mendapat dukungan pengelolaan usaha, dan akses pasar yang berdampak pada penciptaan nilai baru, menghasilkan standardisasi kualitas produk, pola produksi terencana, peningkatan skala ekonomi, dan kepastian pasar.

"Model bisnis agregasi saya harap bukan hanya dapat menciptakan ekonomi baru, namun lebih dari itu, bisa mengembangkan dan menjaga warisan budaya Indonesia," kata teten.

Teten mengatakan, model bisnis agregasi turut menumbuhkan ekspor di sektor kriya. Pada 2021, total nilai ekspor untuk produk kriya telah mencapai 1,5 miliar dolar AS.

Tumbuhnya ekspor kriya turut mendorong kenaikan jumlah ekspor industri kerajinan sebanyak 24,87 persen pada 2021. Saat ini, produk kriya Indonesia telah menembus lebih 100 negara di dunia.

"Di luar negeri, produk-produk kriya Indonesia memiliki reputasi barang dengan kualitas kerajinan yang luar biasa, misalnya berbagai bentuk turunan kerajinan kayu, rotan, dan anyaman dari bahan sintetis maupun material alami," katanya.

Sementara itu, Suzana Teten Masduki mewakili Bidang Pendanaan Dekranas (Dewan Kerajinan Nasional), mengatakan bahwa dengan model bisnis agregasi membantu banyak perajin untuk dapat memproduksi dan memasarkan barangnya dengan standar kualitas yang baik.

Ekosistem yang kuat juga mampu memberi ruang bagi perajin untuk dapat beradaptasi mengikuti tren pasar hingga teknologi pemasaran terkini.

"Saya percaya, produk kerajinan kita memiliki kualitas yang dapat dibanggakan, terbukti dengan cukup banyaknya produk kita yang diterima di pasar global. Kita semua harus merajut rasa optimisme bahwa produk kerajinan nasional dapat bersaing baik di dalam negeri maupun di kancah internasional," ujar Suzana.(Ant)

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment