Sahabat.com - Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional VI Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua), fokus mendorong literasi keuangan dan ekosistem bisnis budi daya pisang.
Kepala OJK Regional VI Sulampua Darwisman, dalam keterangannya di Makassar, Kamis, menjelaskan, peranan OJK serta beberapa program akses keuangan melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD).
Di mana, TPAKD sebagai forum koordinasi antar instansi dan stakeholders terkait untuk meningkatkan percepatan akses keuangan di daerah dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi daerah serta mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera. OJK juga mendorong literasi keuangan dan inklusi keuangan di masyarakat.
Terkait Program Unggulan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD), kata Darwisman, Provinsi Sulsel memiliki target program inklusi keuangan di akhir tahun 2024 sebesar 90 persen.
Ia optimistis dapat dicapai dengan penguatan sinergi dan akselarasi. Apalagi di tahun 2022, indeks inklusi keuangan Sulsel telah mencapai 88,57 persen.
"Dan survei terakhir untuk Sulsel inklusi keuangannya di tahun 2022 ini sudah 88,5 persen tinggal 1,5 persen. Sedangkan indeks literasi keuangan masih rendah di Sulsel," ujarnya saat bertemu Pj Gubernur Sulsel.
Menurutnya, peningkatan literasi dan inklusi keuangan sangat penting, karena menjadi salah satu fokus integral pembangunan negara. Berdasarkan beberapa penelitian, disimpulkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara peningkatan literasi dan inklusi keuangan terhadap pembangunan perekonomian dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Bahwa peningkatan 1 persen dari indeks literasi keuangan dan inklusi keuangan akan meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM) sebesar 0,16 persen," jelasnya.
OJK sendiri akan melakukan literasi di desa dan pulau di Sulsel. Di tahun ini menargetkan 550 desa, tahun 2024 sebanyak 1.110 desa. Serta 2025 terdapat 1.850 desa.
"Sehingga harapannya, 2025 semua desa yang ada di Sulsel dan kepulauannya sudah kita adakan literasi menjadi well literate," ucapnya.
Dengan meningkatnya literasi tersebut, maka penduduk akan lebih memahami program dari penjabat gubernur dengan baik dan ikut dilaksanakan.
Terkait ekosistem bisnis dalam mendorong program budidaya pisang yang dicanangkan Pj Gubernur Sulsel, OJK bukan hanya menyiapkan pembiayaan, tetapi juga literasinya dengan mengedukasi masyarakat, serta melakukan pendampingan.
Ia menjelaskan, strategi kolaborasi menjadi hal utama dalam menggunakan ekosistem bisnis pada pengembangan budidaya pisang. Atau pun program ketahanan pangan yang diprogramkan.
"Kami mensupport baik program budidaya pisang, demikian juga di peternakan dan perikanan," katanya.
Program budidaya pisang yang dicanangkan juga didukung melalui TPAKD. Fungsi dari TPAKD dengan mendorong adanya produk, kegiatan ekonomi dan unggulan baru yang bisa di tumbuhkembangkan di daerah. Memberikan efek besar untuk perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
"Tim yang berkolaborasi dan bersinergi. Karena tujuannya untuk mendorong kesejahteraan masyarakat. Misalnya Cavendis sudah kita lakukan itu," ujarnya.
Lanjutnya, program budidaya ini secara ekonomis menguntungkan dan tidak mengganggu program atau komoditi yang sudah ada. Karena hanya memanfaatkan lahan yang kosong atau lahan tidur.
"Setiap hektar mempekerjakan minimal dua pekerja. Ini akan mengangkat kemiskinan masyarakat," jelasnya.
Selain itu, memiliki potensi untuk bisa mengurangi dampak emisi karbon di Sulsel.
Pj Gubernur Bahtiar mengatakan, literasi keuangan penting agar masyarakat dapat mengelola dan menjaga keuangan. Sebab untuk membangun daerah, harus dengan lebih terbukanya akses keuangan bagi masyarakat, sehingga dapat tercipta pertumbuhan ekonomi yang lebih merata, partisipatif dan inklusif. Termasuk dalam layanan kredit usaha rakyat untuk menambah permodalan.
"Sosialisasi harus dilakukan agar masyarakat bisa mengakses layanan keuangan dan dipermudah," kata Bahtiar.(Ant)
0 Komentar
Raih Antusiasme Pasar, Sukuk ESG BSI Rp9 Triliun atau Oversubscribe Tiga Kali Lipat
Rupiah Tangguh Rp15.635 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.235 pada Rabu (7/2/2024)
Ekonomi Kaltim Tumbuh 6,22 Persen didorong Listrik dan Gas
BPS: Ekonomi NTB Tumbuh 1,8 Persen
Investasi Pekanbaru Tahun 2023 Capai Rp6,4 Triliun
Dinkes Kota Bengkulu Siapkan Rp17 Miliar untuk Pembangunan RSTG
Rupiah awal Pekan Melemah Jelang Rilis PDB Indonesia 2023
BI: Deflasi di Lampung Akibat Penurunan Harga Sejumlah Komoditas
Rupiah Perkasa Rp15.764 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.201 pada Kamis (1/2/2024)
Rupiah Meningkat Dipengaruhi Data ADP AS Lebih Lemah dari Ekspektasi
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 di Atas 5 Persen
Leave a comment