Sahabat.com - PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) diproyeksikan dapat berkontribusi untuk meningkatkan perekonomian nasional selama masa konsesinya yang berkisar antara 15-30 tahun sebesar Rp1.100 triliun untuk berbagai sektor.
"Proyeksi ini berdasarkan kajian yang dilakukan oleh PT PII dibantu oleh beberapa perguruan tinggi," kata Direktur Utama PT PII Wahid Sutopo dalam acara "Innovative Financing in Unity (INFINITY)" yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu.
Wahid menjelaskan kontribusi PT PII tersebut berasal dari berbagai proyek yang dijamin, yakni proyek jalan tol dan nontol dengan nilai tambah ekonomi yang diproyeksikan senilai Rp1.046 triliun selama masa konsesi dengan periode proyek 15-30 tahun.
Proyek tersebut terdiri atas total panjang 16 ruas jalan tol yang dijamin 1.262 kilometer (km) atau 25,2 persen dari total target nasional sebesar 5.013 km pada 2024, pelestarian jalan nasional 72,87 km untuk sembilan jalan, serta penggantian 37 jembatan di Pulau Jawa.
Kemudian, proyek telekomunikasi senilai Rp28 triliun selama masa konsesi 15 tahun meliputi pemerataan konektivitas data layanan akses internet di Indonesia, Palapa Ring dengan 8.749 km kabel optik lintas pulau, serta satelit yang menghubungkan 149.400 titik layanan offline di Indonesia, termasuk area 3T.
Proyek selanjutnya yakni di sektor sistem pasokan air minum yang diproyeksikan mencapai Rp19 triliun selama masa konsesi dengan periode proyek 25-30 tahun.
Proyek tersebut terdiri atas enam proyek sistem penyediaan air minum (SPAM) di Umbulan, Lampung, Semarang Barat, Jatiluhur, Pekanbaru, dan Karian Serpong, total debit produksi 15.450 liter per detik, serta melayani kurang lebih 5,9 juta orang dengan kurang lebih 1,18 juta koneksi.
Dalam proyek transportasi, nilai tambah ekonomi yang diproyeksikan mencapai Rp69 triliun selama masa konsesi 17-25 tahun, yang meliputi kereta api Makassar-Parepare, Bandara Labuan Bajo, dan Proving Ground Bekasi, serta penyediaan rute sepanjang 142 km (tahap I jalur kereta api Trans-Sulawesi) untuk pemenuhan target pembangunan jalur kereta api sepanjang 3.258 km pada 2019.
Ada pula pengembangan bandara untuk mendorong peningkatan jumlah wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara, termasuk landasan pacu, taxiway, apron, terminal penumpang serta kargo, dan fasilitas penunjang lainnya, serta peningkatan fasilitas uji tipe kendaraan bermotor termasuk pembangunan, pemeliharaan, dan perbaikan fasilitas pengujian.
Proyek lainnya yakni kawasan ekonomi khusus (KEK) yang diproyeksikan mencapai Rp8 triliun selama masa konsesi dengan periode proyek 25 tahun yang berupa pengembangan KEK Mandalika untuk mendukung pengembangan destinasi wisata baru dalam pengembangan infrastruktur dasar.(Ant)
0 Komentar
Rupiah Tangguh Rp15.635 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.235 pada Rabu (7/2/2024)
Ekonomi Kaltim Tumbuh 6,22 Persen didorong Listrik dan Gas
BPS: Ekonomi NTB Tumbuh 1,8 Persen
Investasi Pekanbaru Tahun 2023 Capai Rp6,4 Triliun
Dinkes Kota Bengkulu Siapkan Rp17 Miliar untuk Pembangunan RSTG
Rupiah awal Pekan Melemah Jelang Rilis PDB Indonesia 2023
BI: Deflasi di Lampung Akibat Penurunan Harga Sejumlah Komoditas
Rupiah Perkasa Rp15.764 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.201 pada Kamis (1/2/2024)
Rupiah Meningkat Dipengaruhi Data ADP AS Lebih Lemah dari Ekspektasi
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 di Atas 5 Persen
Rupiah Berpotensi Menguat Jelang Rilis Inflasi Domestik
Leave a comment