Sahabat.com - PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) atau Sinergy Networks telah resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin, dengan saham tercatat naik 3,96 persen ke posisi Rp105 dari harga penawaran Rp101 per saham.
Saham INET dibuka berada di level tertinggi Rp109 per saham dan level terendah Rp86 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.431 kali dengan volume perdagangan 289.355 saham dan nilai transaksi harian Rp2,97 miliar.
"Kami yakin akan mencatatkan sejarah baru dalam dunia teknologi dan jaringan konektivitas. Ini adalah momen penting bagi kami dan bagi para calon investor yang ingin bergabung dalam perjalanan menuju Indonesia digital," kata Direktur Utama INET Muhammad Arif di Main Hall BEI, Jakarta, Senin.
Perseroan menawarkan sebanyak 1,5 miliar lembar saham biasa atas nama atau setara 20 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO, dengan nilai nominal Rp10 setiap saham.
Dalam IPO, perseroan menetapkan harga sebesar Rp101 per saham, sehingga berhasil meraih dana segar sebanyak Rp151,50 miliar.
Secara bersamaan, perseroan juga menerbitkan sebanyak 2,10 miliar lembar Waran Seri I yang menyertai saham baru atau setara 35 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh saat IPO.
Waran Seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham saat penjatahan Penawaran Umum yang dilakukan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek pada tanggal penjatahan.
Adapun, setiap pemegang lima lembar saham baru perseroan berhak memperoleh tujuh lembar Waran Seri I, yang mana setiap satu lembar Waran memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru perseroan, yang dikeluarkan dalam portepel.
Total Hasil Pelaksanaan Waran Seri I adalah sebanyak-banyaknya sebesar Rp191,10 miliar.
Terkait penggunaan dana hasil IPO, menjelaskan setelah dikurangi seluruh biaya-biaya emisi, sekitar Rp90 miliar akan digunakan oleh perseroan untuk melakukan setoran modal kepada entitas anak yaitu PT Pusat Fiber Indonesia (PFI).
Kemudian, akan digunakan oleh PFI dengan rincian, diantaranya sekitar Rp60 miliar akan digunakan oleh PFI untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) berupa pengembangan jaringan kabel Fiber Optic di area Jabodetabek.
Belanja modal yang dilakukan adalah berupa pembangunan jaringan Fiber Optik yang ditanam di bawah tanah dengan melanjutkan pembangunan dari yang sebelumnya.
Kemudian, sekitar Rp30,00 miliar akan digunakan oleh PFI sebagai modal kerja atau operational expenditure (opex), diantaranya tidak terbatas pada pembelian bandwith internet, pembayaran gaji karyawan dan uang jaminan (deposit) sewa Fiber Optic di area Pulau Jawa.
INET merupakan perseroan infrastruktur konektivitas yang menyediakan layanan local loop access, collocation, internet super cepat, data center, dan network manage service.
Perusahaan ini telah memiliki jaringan fiber optic yang mencakup 3.500 km di Pulau Jawa, dengan jangkauan hingga 590 kota dan lebih dari 600 gedung.(Ant)
0 Komentar
Raih Antusiasme Pasar, Sukuk ESG BSI Rp9 Triliun atau Oversubscribe Tiga Kali Lipat
Rupiah Tangguh Rp15.635 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.235 pada Rabu (7/2/2024)
Ekonomi Kaltim Tumbuh 6,22 Persen didorong Listrik dan Gas
BPS: Ekonomi NTB Tumbuh 1,8 Persen
Investasi Pekanbaru Tahun 2023 Capai Rp6,4 Triliun
Dinkes Kota Bengkulu Siapkan Rp17 Miliar untuk Pembangunan RSTG
Rupiah awal Pekan Melemah Jelang Rilis PDB Indonesia 2023
BI: Deflasi di Lampung Akibat Penurunan Harga Sejumlah Komoditas
Rupiah Perkasa Rp15.764 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.201 pada Kamis (1/2/2024)
Rupiah Meningkat Dipengaruhi Data ADP AS Lebih Lemah dari Ekspektasi
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 di Atas 5 Persen
Leave a comment