Sahabat.com - Nilai tukar (kurs) rupiah di akhir perdagangan Selasa anjlok menjadi Rp15.593 per dolar AS, disebabkan oleh kekhawatiran terhadap risiko geopolitik.
"Kekhawatiran terhadap resiko geopolitik saat ini mendominasi sentimen pelaku pasar," kata analis ICDX Taufan Dimas Hareva di Jakarta, Selasa.
Dari Pusat Komando Amerika Serikat (AS), sebuah kapal kontainer yang dimiliki dan dioperasikan AS pada Senin dihantam oleh rudal balistik antikapal dari wilayah Yaman yang dikuasai Houthi.
Hal tersebut terjadi setelah beberapa hari usai Amerika Serikat dan Inggris melancarkan serangan gabungan terhadap sasaran Houthi di Yaman.
Selain itu, pergerakan mata uang rupiah hari ini juga tertekan oleh penguatan kinerja mata uang dolar AS pasca-komentar dari pejabat The Fed.
Taufan menuturkan Presiden Federal Reserve (Fed) Atlanta Raphael Bostic yakin suku bunga harus dipertahankan setidaknya hingga musim panas untuk mencegah harga naik lagi.
Di sisi optimisme, rilis neraca perdagangan Indonesia yang surplus akan memberi angin segar pada kinerja mata uang rupiah.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan Indonesia untuk Desember 2023 menyentuh 3,31 miliar dolar AS, lebih tinggi dibandingkan dengan surplus pada November 2023 sebesar 2,41 miliar dolar AS.
Dengan perkembangan data tersebut, kondisi neraca perdagangan Indonesia pada Januari-Desember 2023 mencatat surplus 36,93 miliar dolar AS, melanjutkan capaian surplus pada periode yang sama pada 2022 sebesar 54,46 miliar dolar AS.
Pada penutupan perdagangan Selasa, rupiah menurun sebesar 38 poin atau 0,24 persen menjadi Rp15.593 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.555 per dolar AS.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa juga melemah ke posisi Rp15.592 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp15.555 per dolar AS.(Ant)
0 Komentar
Raih Antusiasme Pasar, Sukuk ESG BSI Rp9 Triliun atau Oversubscribe Tiga Kali Lipat
Rupiah Tangguh Rp15.635 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.235 pada Rabu (7/2/2024)
Ekonomi Kaltim Tumbuh 6,22 Persen didorong Listrik dan Gas
BPS: Ekonomi NTB Tumbuh 1,8 Persen
Investasi Pekanbaru Tahun 2023 Capai Rp6,4 Triliun
Dinkes Kota Bengkulu Siapkan Rp17 Miliar untuk Pembangunan RSTG
Rupiah awal Pekan Melemah Jelang Rilis PDB Indonesia 2023
BI: Deflasi di Lampung Akibat Penurunan Harga Sejumlah Komoditas
Rupiah Perkasa Rp15.764 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.201 pada Kamis (1/2/2024)
Rupiah Meningkat Dipengaruhi Data ADP AS Lebih Lemah dari Ekspektasi
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 di Atas 5 Persen
Leave a comment