Sahabat.com - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu diprediksi cenderung menguat dipengaruhi oleh peningkatan sentimen risk-on di China.
"Rupiah hari ini diprediksi cenderung menguat di kisaran Rp15.590 hingga Rp15.640 per dolar AS," kata analis Bank Woori Saudara Rully Nova di Jakarta, Rabu.
Menurut Rully, sentimen risk-on di China disebabkan oleh rencana stimulus di pasar keuangan oleh Pemerintah China.
Pemerintah China akan menarik dolar AS dari perusahaan China di luar negeri untuk menstabilkan pasar saham dalam negeri China.
Dengan demikian, bukan hanya China tapi juga emerging market lainnya termasuk Indonesia akan kebanjiran capital inflow.
Di samping itu, sentimen pasar juga dipengaruhi oleh kebijakan moneter longgar yang masih terus dilanjutkan oleh bank sentral Jepang.
Pelaku pasar juga masih menunggu data produk domestik bruto (PDB) triwulan IV-2023 dan inflasi Indeks Harga Belanja Personal (PCE) Amerika Serikat (AS).
Pada awal perdagangan Rabu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta dibuka merosot 68 poin atau 0,43 persen menjadi Rp15.705 per dolar AS dibandingkan sebelumnya sebesar Rp15.637 per dolar AS.(Ant)
0 Komentar
Raih Antusiasme Pasar, Sukuk ESG BSI Rp9 Triliun atau Oversubscribe Tiga Kali Lipat
Rupiah Tangguh Rp15.635 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.235 pada Rabu (7/2/2024)
Ekonomi Kaltim Tumbuh 6,22 Persen didorong Listrik dan Gas
BPS: Ekonomi NTB Tumbuh 1,8 Persen
Investasi Pekanbaru Tahun 2023 Capai Rp6,4 Triliun
Dinkes Kota Bengkulu Siapkan Rp17 Miliar untuk Pembangunan RSTG
Rupiah awal Pekan Melemah Jelang Rilis PDB Indonesia 2023
BI: Deflasi di Lampung Akibat Penurunan Harga Sejumlah Komoditas
Rupiah Perkasa Rp15.764 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.201 pada Kamis (1/2/2024)
Rupiah Meningkat Dipengaruhi Data ADP AS Lebih Lemah dari Ekspektasi
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 di Atas 5 Persen
Leave a comment