Nusantaratv.com - Ekonom Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto menyatakan pelemahan rupiah dipengaruhi ketidakpastian global yang dipicu penurunan peringkat utang Amerika Serikat (AS) oleh Fitch Rating, sehingga akan berdampak dalam jangka pendek terhadap mata uang emerging.
“Saat ini, rupiah sudah berada (hampir) Rp15,200 per dolar AS. Tekanan yang sama juga dialami oleh mata uang negara-negara berkembang lainnya di ASEAN, seperti ringgit, peso, dan Thai baht,” ujar dia ketika dihubungi di Jakarta, Kamis.
Selain itu, pasar disebut merespon negatif terkait aturan Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang baru. Penolakan tersebut muncul dari para eksportir dengan argumen bahwa aturan tersebut dapat mengganggu arus kas mereka.
“Kami memandang bahwa hal ini (pengaruh dari penolakan aturan DHE akan lebih bersifat jangka pendek,” ucapnya.
Seperti diketahui, pemerintah memberlakukan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2023 tentang Devisa Hasil Ekspor dari Kegiatan Pengusahaan, Pengelolaan dan/atau Pengolahan Sumber Daya Alam (DHE SDA).
Aturan tersebut dibuat dalam rangka menjaga keberlanjutan dan ketahanan ekonomi nasional, mendorong sumber pembiayaan pembangunan ekonomi, meningkatkan investasi dan kinerja ekspor SDA, serta mendukung perwujudan stabilitas makro ekonomi dan pasar keuangan domestik.
Analis Pasar Mata Uang Lukman Leong mengharapkan revisi PP tentang DHE akan mendukung rupiah.
“Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS yang menguat setelah data tenaga kerja ADP AS yang lebih kuat dari perkiraan. Dalam jangka pendek, rupiah masih berpotensi tertekan oleh kekuatiran divergensi kebijakan suku bunga BI (Bank Indonesia) dengan The Fed, namun untuk jangka panjang, diharapkan revisi PP tentang DHE akan mendukung rupiah,” ungkap Lukman.
Pada penutupan perdagangan hari, rupiah mengalami pelemahan sebesar 0,07 persen atau 11 poin menjadi Rp15.186 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.175 per dolar AS.
Adapun Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis melemah ke posisi Rp15.198 dari sebelumnya Rp15.171.(Ant)
0 Komentar
Raih Antusiasme Pasar, Sukuk ESG BSI Rp9 Triliun atau Oversubscribe Tiga Kali Lipat
Rupiah Tangguh Rp15.635 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.235 pada Rabu (7/2/2024)
Ekonomi Kaltim Tumbuh 6,22 Persen didorong Listrik dan Gas
BPS: Ekonomi NTB Tumbuh 1,8 Persen
Investasi Pekanbaru Tahun 2023 Capai Rp6,4 Triliun
Dinkes Kota Bengkulu Siapkan Rp17 Miliar untuk Pembangunan RSTG
Rupiah awal Pekan Melemah Jelang Rilis PDB Indonesia 2023
BI: Deflasi di Lampung Akibat Penurunan Harga Sejumlah Komoditas
Rupiah Perkasa Rp15.764 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.201 pada Kamis (1/2/2024)
Rupiah Meningkat Dipengaruhi Data ADP AS Lebih Lemah dari Ekspektasi
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 di Atas 5 Persen
Leave a comment