Sahabat.com - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi menguat di tengah kekhawatiran pasar terhadap kemungkinan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed lebih tinggi.
Rupiah pada Kamis pagi naik 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp15.190 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.200 per dolar AS.
"Notulen rapat The Fed yang dirilis dini hari tadi mengisyaratkan bahwa The Fed belum akan berhenti menaikkan suku bunga acuannya tahun ini," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.
Ekspektasi kenaikan yang lebih besar dibandingkan rapat sebelumnya juga semakin meningkat, menurut CME FedWatch Tools. Hal itu, menurut Ariston, bisa menjadi pelemah rupiah ke depannya terhadap dolar AS.
Risalah dari pertemuan Fed 31 Januari hingga 1 Februari mengatakan sebagian besar pejabat mendukung kenaikan seperempat poin karena kecepatan yang lebih lambat "akan lebih baik memungkinkan mereka untuk menilai kemajuan ekonomi" menuju penurunan inflasi ke target 2,0 persen.
Tetapi "beberapa" peserta langsung menyukai peningkatan 50 basis poin yang lebih besar pada pertemuan tersebut, atau mengatakan bahwa mereka "dapat mendukungnya".
Serangkaian data dalam beberapa pekan terakhir telah menandakan aktivitas bisnis yang kuat di ekonomi terbesar dunia itu, pasar tenaga kerja yang ketat, penjualan ritel yang kuat, dan harga produsen bulanan yang lebih tinggi.
Data yang lebih panas dari perkiraan telah membantu menjaga dolar lebih kuat, tetapi juga menambah kekhawatiran bahwa Bank Sentral AS kemungkinan perlu mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama jika inflasi ingin mencapai target Fed.
Di sisi lain, Ariston menuturkan pasar saham Asia tidak seluruhnya bergerak negatif pagi ini. Kemungkinan pasar mengambil peluang membeli aset-aset berisiko di level rendah. Sentimen tersebut bisa menjaga rupiah tidak terlalu melemah.
Ia memproyeksikan pelemahan rupiah hari ini bisa ke arah Rp15.230 per dolar AS, dengan potensi tertahan di kisaran Rp15.150 per dolar AS.
Pada Rabu (22/2), kurs rupiah ditutup melemah 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp15.200 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.190 per dolar AS.(Ant)
0 Komentar
Raih Antusiasme Pasar, Sukuk ESG BSI Rp9 Triliun atau Oversubscribe Tiga Kali Lipat
Rupiah Tangguh Rp15.635 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.235 pada Rabu (7/2/2024)
Ekonomi Kaltim Tumbuh 6,22 Persen didorong Listrik dan Gas
BPS: Ekonomi NTB Tumbuh 1,8 Persen
Rupiah Awal Pekan Merosot Tertekan Kekhawatiran Menjelang Pilpres 2024
Investasi Pekanbaru Tahun 2023 Capai Rp6,4 Triliun
Dinkes Kota Bengkulu Siapkan Rp17 Miliar untuk Pembangunan RSTG
Rupiah awal Pekan Melemah Jelang Rilis PDB Indonesia 2023
BI: Deflasi di Lampung Akibat Penurunan Harga Sejumlah Komoditas
Rupiah Perkasa Rp15.764 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.201 pada Kamis (1/2/2024)
Rupiah Meningkat Dipengaruhi Data ADP AS Lebih Lemah dari Ekspektasi
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 di Atas 5 Persen
Leave a comment