Sahabat.com - Analis Pasar Mata Uang Lukman Leong mengatakan penguatan rupiah yang terbatas terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dipengaruhi data ekonomi China terkait manufaktur China yang masih terkontraksi.
“Data China yang walau kurang lebih sesuai dengan ekspektasi, namun manufaktur masih terkontraksi dalam 5 bulan terakhir,” ujar dia ketika dihubungi Antara, Jakarta, Kamis.
Data aktual Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur China mencapai 49,7 atau hampir mendekati ekspektasi sebesar 49,1. Adapun data China terkait jasa mencapai 51 dengan ekpektasi 51,1.
“Ekonomi di China masih suram. Hasilnya kurang lebih sesuai dengan perkiraan.” ucap Lukman.
Sentimen yang paling mempengaruhi penguatan rupiah adalah data Produk Domestik Bruto (PDB) AS kuartal II/2023 yang di revisi lebih rendah dari perkiraan awal 2,4 persen menjadi 2,1 persen pada estimasi kedua. Dolar AS juga tertekan data tenaga kerja Automatic Data Processing (ADP) yang lebih lemah dari perkiraan, yaitu 177 ribu dengan ekspektasi 195 ribu
Menurut dia, data ekonomi AS yang lemah akan meredakan kekhawatiran apabila The Fed akan kembali menaikkan suku bunga.
Senada, Analis Bank Woori Saudara BWS Rully Nova menganggap penguatan rupiah dipengaruhi pertumbuhan PDB AS lebih rendah dari perkiraan awal dan data penyerapan tenaga kerja sektor swasta lebih rendah dari proyeksi.
“Index PMI China yang juga melemah menjadi kendala rupiah menguat lebih tinggi lagi,” kata Rully.
Pada penutupan perdagangan hari ini, mata uang rupiah menguat sebesar 10 poin atau 0,07 persen menjadi Rp15.230 per dolar AS dari penutupan sebelumnya sebesar Rp15.240 per dolar AS.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis turut menguat ke posisi Rp15.237 dari sebelumnya Rp15.239 per dolar AS.(Ant)
0 Komentar
Raih Antusiasme Pasar, Sukuk ESG BSI Rp9 Triliun atau Oversubscribe Tiga Kali Lipat
Rupiah Tangguh Rp15.635 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.235 pada Rabu (7/2/2024)
Ekonomi Kaltim Tumbuh 6,22 Persen didorong Listrik dan Gas
BPS: Ekonomi NTB Tumbuh 1,8 Persen
Rupiah Awal Pekan Merosot Tertekan Kekhawatiran Menjelang Pilpres 2024
Investasi Pekanbaru Tahun 2023 Capai Rp6,4 Triliun
Dinkes Kota Bengkulu Siapkan Rp17 Miliar untuk Pembangunan RSTG
Rupiah awal Pekan Melemah Jelang Rilis PDB Indonesia 2023
BI: Deflasi di Lampung Akibat Penurunan Harga Sejumlah Komoditas
Rupiah Perkasa Rp15.764 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.201 pada Kamis (1/2/2024)
Rupiah Meningkat Dipengaruhi Data ADP AS Lebih Lemah dari Ekspektasi
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 di Atas 5 Persen
Leave a comment