Rupiah Meningkat di Tengah Penurunan Indeks Harga Produsen AS

14 April 2023 10:05
Penulis: Habieb Febriansyah, bisnis
Petugas menghitung uang dolar AS di BNI KC Mega Kuningan, Jakarta, Kamis (21/7/2022). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/tom/pri.

Sahabat.com - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir perdagangan Jumat meningkat di tengah penurunan indeks harga produsen (IHP) Amerika Serikat (AS).

Rupiah pada Jumat ditutup naik 41 poin atau 0,28 persen ke posisi Rp14.705 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.746 per dolar AS.

"Dolar AS masih terlihat dalam tekanan terhadap nilai tukar lainnya karena data ekonomi AS masih mendukung ekspektasi bahwa Bank Sentral AS akan menahan suku bunga acuannya tahun ini," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat.

Ariston menuturkan data inflasi produsen AS Maret 2023 memperlihatkan tekanan inflasi di AS semakin berkurang. Sementara, data klaim tunjangan pengangguran mingguan memperlihatkan jumlah klaim yang lebih tinggi dibandingkan pekan sebelumnya.

IHP untuk permintaan akhir turun 0,5 persen bulan lalu. Dalam 12 bulan hingga Maret, IHP meningkat 2,7 persen. Itu adalah kenaikan tahun-ke-tahun terkecil sejak Januari 2021 dan mengikuti kenaikan 4,9 persen pada Februari.

IHP tergelincir setelah data inflasi indeks harga konsumen (IHK) pada Rabu (12/4/2023) mencapai 5,0 persen secara tahun ke tahun pada Maret, melemah dari 6,0 persen pada Februari. Inflasi inti --yang tidak termasuk harga makanan dan energi yang bergejolak-- meningkat menjadi 5,6 persen, dari 5,5 persen bulan sebelumnya.

Data lain pada Kamis (13/4/2023) menunjukkan bahwa jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran meningkat lebih dari yang diharapkan minggu lalu, tanda lebih lanjut bahwa kondisi pasar tenaga kerja mengendur karena biaya pinjaman yang lebih tinggi mengurangi permintaan dalam perekonomian.

Klaim pengangguran awal mingguan di AS meningkat menjadi 239.000 dibandingkan 228.000 pada pekan sebelumnya. Hal itu menunjukkan daya beli masyarakat berkurang dan bisa menurunkan permintaan barang sehingga dapat mendorong penurunan inflasi.

Para pedagang meningkatkan ekspektasi akan segera berakhirnya siklus kenaikan suku bunga Federal Reserve menyusul tanda-tanda penurunan inflasi tersebut.

Pasar berjangka masih menyiratkan peluang 67 persen Bank Sentral AS atau The Fed akan menaikkan suku bunga pada Mei, tetapi kemudian hampir nol peluang kenaikan lebih lanjut dan mungkin pemotongan 50 basis poin pada akhir tahun.

Rupiah pada pagi hari dibuka meningkat ke posisi Rp14.699 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.645 per dolar AS hingga Rp14.730 per dolar AS.

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat menguat ke posisi Rp14.666 per dolar AS dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.792 per dolar AS.(Ant)

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment