Sahabat.com - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir perdagangan Senin, meningkat seiring pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) mengalami kontraksi cukup dalam.
Rupiah pada Senin ditutup menguat 11 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.902 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.913 per dolar AS.
"Pasar tenaga kerja di AS dilaporkan mengalami kontraksi yang cukup dalam, sementara Non Farm Payroll (NFP) juga dilaporkan mengalami kontraksi cukup dalam," kata analis ICDX Revandra Aritama, di Jakarta, Senin.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Kamis (6/4) jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran mencapai 228.000 dalam pekan yang berakhir 1 April, turun 18.000 dari level revisi naik minggu sebelumnya di 246.000. Pembacaan melebihi konsensus para analis 200.000.
Pada Rabu (5/4), perusahaan jasa penggajian ADP mengatakan bahwa penggajian swasta AS naik 145.000 pada Maret, turun dari kenaikan 261.000 pada Februari dan jauh di bawah perkiraan para ekonom sebesar 210.000.
Selain itu, data Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat (7/4) menunjukkan bahwa data penggajian non-pertanian (NFP) meningkat 236.000 pekerjaan bulan lalu, sedikit di bawah 239.000 yang diperkirakan oleh para ekonom dalam jajak pendapat Reuters.
Laporan yang diawasi ketat juga menunjukkan bahwa kenaikan upah tahunan melambat, tetapi tetap terlalu tinggi untuk konsisten dengan target inflasi bank sentral AS 2,0 persen.
Data pekerjaan AS menggarisbawahi pasar tenaga kerja yang ketat, memperkuat ekspektasi bahwa Bank Sentral AS atau The Fed akan kembali menaikkan suku bunga pada pertemuan bulan berikutnya.
"Sentimen ini memperkuat dorongan untuk The Fed menahan atau menurunkan nilai suku bunga," ujar Revandra.
Namun menurut dia, kepastian tingkat suku bunga The Fed masih menunggu laporan inflasi AS pekan depan yang berpotensi memberikan pengaruh terhadap arah kebijakan The Fed.
Pasar sekarang menilai peluang 66 persen Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin dalam pertemuan 2-3 Mei, menurut alat CME FedWatch.
Fokus investor sekarang akan beralih ke laporan inflasi yang akan dirilis pada Rabu (12/4) yang akan membentuk jalan yang akan diambil Fed dalam pertempurannya melawan harga-harga. Risalah pertemuan terakhir bank sentral pada Maret juga dijadwalkan akan dirilis pada Rabu (12/4).
Rupiah pada pagi hari dibuka turun ke posisi Rp14.923 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.895 per dolar AS hingga Rp14.937 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin menguat ke posisi Rp14.905 per dolar AS dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.943 per dolar AS.(Ant)
0 Komentar
Raih Antusiasme Pasar, Sukuk ESG BSI Rp9 Triliun atau Oversubscribe Tiga Kali Lipat
Rupiah Tangguh Rp15.635 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.235 pada Rabu (7/2/2024)
Ekonomi Kaltim Tumbuh 6,22 Persen didorong Listrik dan Gas
BPS: Ekonomi NTB Tumbuh 1,8 Persen
Investasi Pekanbaru Tahun 2023 Capai Rp6,4 Triliun
Dinkes Kota Bengkulu Siapkan Rp17 Miliar untuk Pembangunan RSTG
Rupiah awal Pekan Melemah Jelang Rilis PDB Indonesia 2023
BI: Deflasi di Lampung Akibat Penurunan Harga Sejumlah Komoditas
Rupiah Perkasa Rp15.764 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.201 pada Kamis (1/2/2024)
Rupiah Meningkat Dipengaruhi Data ADP AS Lebih Lemah dari Ekspektasi
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 di Atas 5 Persen
Leave a comment