Sahabat.com - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal perdagangan Jumat naik seiring pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap terjaga.
Rupiah pada Jumat pagi dibuka menguat sembilan poin atau 0,06 persen ke posisi Rp15.380 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.389 per dolar AS.
"Gubernur BI sendiri cukup yakin dengan kondisi inflasi dalam negeri dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini bisa memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata analis ICDX Revandra Aritama saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.
Bank Indonesia (BI) mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat didorong oleh peningkatan permintaan domestik dan ekspor.
Konsumsi rumah tangga diperkirakan makin kuat sejalan dengan peningkatan mobilitas di seluruh wilayah, penjualan eceran, dan membaiknya keyakinan konsumen.
Terkendalinya inflasi sebagai hasil dari respons kebijakan moneter BI serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara BI dengan pemerintah pusat dan daerah dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.
Selain itu, Revandra mengatakan pergerakan rupiah hari ini juga mendapatkan sentimen dari hasil Rapat Dewan Gubernur BI yang memutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuan BI di level 5,75 persen.
Dari eksternal, sentimen terhadap dolar AS masih terpengaruh oleh kolapsnya tiga bank AS, yakni Silicon Valley Bank (SVB), Silvergate Bank, dan Signature Bank, yang menyebabkan mengendurkan rencana Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed untuk meningkatkan pengetatan kebijakan moneter untuk melawan inflasi.
Ia memproyeksikan rupiah bergerak di kisaran 15.300 per dolar AS sampai dengan Rp15.450 per dolar AS.
Sementara itu, analis pasar uang Bank Mandiri Reny Eka Putri menambahkan pelaku pasar akan mengantisipasi hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) atau dewan kebijakan Federal Reserve AS pekan depan yang diperkirakan akan tetap menaikkan Fed Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi ke kisaran 4,75-5 persen.
Selanjutnya, kondisi perbankan domestik dinilai tetap kuat dengan berlanjutnya pembiayaan perbankan terhadap dunia usaha yang tetap tinggi seiring dengan likuiditas yang masih longgar dan suku bunga yang masih bersaing.
BI telah melakukan stress test ketahanan perbankan dan menyimpulkan bahwa kondisi perbankan nasional tidak terdampak langsung oleh kasus penutupan tiga bank di AS.
Pada Kamis (16/3) rupiah ditutup merosot tujuh poin atau 0,05 persen ke posisi Rp15.389 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.382 per dolar AS.(Ant)
0 Komentar
Raih Antusiasme Pasar, Sukuk ESG BSI Rp9 Triliun atau Oversubscribe Tiga Kali Lipat
Rupiah Tangguh Rp15.635 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.235 pada Rabu (7/2/2024)
Ekonomi Kaltim Tumbuh 6,22 Persen didorong Listrik dan Gas
BPS: Ekonomi NTB Tumbuh 1,8 Persen
Investasi Pekanbaru Tahun 2023 Capai Rp6,4 Triliun
Dinkes Kota Bengkulu Siapkan Rp17 Miliar untuk Pembangunan RSTG
Rupiah awal Pekan Melemah Jelang Rilis PDB Indonesia 2023
BI: Deflasi di Lampung Akibat Penurunan Harga Sejumlah Komoditas
Rupiah Perkasa Rp15.764 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.201 pada Kamis (1/2/2024)
Rupiah Meningkat Dipengaruhi Data ADP AS Lebih Lemah dari Ekspektasi
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 di Atas 5 Persen
Leave a comment