Sahabat.com - Saham-saham Inggris berakhir lebih rendah pada perdagangan Selasa (21/2) waktu setempat, berbalik melemah dari kenaikan sehari sebelumnya, dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London tergerus 0,46 persen atau 36,56 poin menjadi menetap di 7.977,75 poin.
Indeks FTSE 100 terangkat 0,12 persen atau 9,95 poin menjadi 8.014,31 poin pada Senin (20/2), setelah tergelincir 0,10 persen atau 8,17 poin menjadi 8.004,36 poin pada Jumat (17/2), dan menguat 0,18 persen atau 14,70 poin menjadi 8.012,53 poin pada Kamis (16/2).
Evraz PLC, sebuah perusahaan manufaktur dan pertambangan baja multinasional Inggris yang sebagian dimiliki oleh oligarki Rusia membukukan kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya terjungkal 12,59 persen.
Diikuti oleh saham perusahaan pertambangan multinasional Inggris dan produsen platinum terbesar di dunia Anglo American PLC anjlok 5,50 persen; serta perusahaan pertambangan Inggris di bidang eksplorasi, pengembangan, produksi, dan pengolahan bijih besi, batu bara metalurgi, dan tembaga BHP Group Limited jatuh 3,64 persen.
Sementara itu, HSBC Holdings PLC, induk perusahaan jasa keuangan dan perbankan internasional Inggris melambung 4,32 persen, menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan.
Disusul oleh saham perusahaan manufaktur peralatan medis multinasional Inggris Smith & Nephew PLC yang melonjak 4,22 persen; serta perusahaan industri senjata, keamanan, dan kedirgantaraan multinasional Inggris BAE Systems PLC terangkat 1,96 persen.(Ant)
0 Komentar
Raih Antusiasme Pasar, Sukuk ESG BSI Rp9 Triliun atau Oversubscribe Tiga Kali Lipat
Rupiah Tangguh Rp15.635 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.235 pada Rabu (7/2/2024)
Ekonomi Kaltim Tumbuh 6,22 Persen didorong Listrik dan Gas
BPS: Ekonomi NTB Tumbuh 1,8 Persen
Rupiah Awal Pekan Merosot Tertekan Kekhawatiran Menjelang Pilpres 2024
Investasi Pekanbaru Tahun 2023 Capai Rp6,4 Triliun
Dinkes Kota Bengkulu Siapkan Rp17 Miliar untuk Pembangunan RSTG
Rupiah awal Pekan Melemah Jelang Rilis PDB Indonesia 2023
BI: Deflasi di Lampung Akibat Penurunan Harga Sejumlah Komoditas
Rupiah Perkasa Rp15.764 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.201 pada Kamis (1/2/2024)
Rupiah Meningkat Dipengaruhi Data ADP AS Lebih Lemah dari Ekspektasi
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 di Atas 5 Persen
Leave a comment