Sahabat.com - Saham-saham Inggris berakhir lebih tinggi pada perdagangan Senin waktu setempat (13/2/2023), berbalik arah dari penurunan akhir pekan lalu, dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London bertambah 0,83 persen atau 65,15 poin menjadi 7.947,60.
Indeks FTSE 100 terpangkas 0,36 persen atau 28,70 poin menjadi 7.882,45 poin pada Jumat (10/2/2023), setelah terangkat 0,33 persen atau 25,98 poin menjadi 7.911,15 pada Kamis (9/2/2023), dan naik 0,26 persen atau 20,46 poin menjadi 7.885,17 pada Rabu (8/2/2023).
Polymetal International PLC, sebuah perusahaan pertambangan logam mulia Inggris-Rusia melambung 6,02 persen, menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan atau blue chips.
Diikuti oleh saham perusahaan pabrikan Inggris untuk sistem manajemen uap dan pompa peristaltik serta teknologi jalur fluida terkait Spirax-Sarco Engineering PLC meningkat 3,23 persen; serta perusahaan industri barang-barang konsumen multinasional Inggris Unilever PLC menguat 3,13 persen.
Sementara itu, Evraz PLC, sebuah perusahaan manufaktur dan pertambangan baja multinasional Inggris yang sebagian dimiliki oleh oligarki Rusia membukukan kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan, dengan harga sahamnya terjungkal 12,59 persen.
Disusul oleh saham perusahaan properti dan pengembang perumahan Inggris Persimmon PLC yang terperosok 3,69 persen; serta salah satu perusahaan konstruksi perumahan terbesar di Inggris Raya Taylor Wimpey PLC kehilangan 3,00 persen.(Ant)
0 Komentar
Raih Antusiasme Pasar, Sukuk ESG BSI Rp9 Triliun atau Oversubscribe Tiga Kali Lipat
Rupiah Tangguh Rp15.635 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.235 pada Rabu (7/2/2024)
Ekonomi Kaltim Tumbuh 6,22 Persen didorong Listrik dan Gas
BPS: Ekonomi NTB Tumbuh 1,8 Persen
Investasi Pekanbaru Tahun 2023 Capai Rp6,4 Triliun
Dinkes Kota Bengkulu Siapkan Rp17 Miliar untuk Pembangunan RSTG
Rupiah awal Pekan Melemah Jelang Rilis PDB Indonesia 2023
BI: Deflasi di Lampung Akibat Penurunan Harga Sejumlah Komoditas
Rupiah Perkasa Rp15.764 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.201 pada Kamis (1/2/2024)
Rupiah Meningkat Dipengaruhi Data ADP AS Lebih Lemah dari Ekspektasi
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 di Atas 5 Persen
Leave a comment