Sahabat.com - Saham-saham Inggris berakhir lebih rendah pada perdagangan Rabu waktu setempat (1/2/2023), memperpanjang kerugian untuk hari kedua berturut-turut, dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London terpangkas 0,14 persen atau 10,59 poin menjadi menetap di 7.761,11 poin.
Indeks FTSE 100 merosot 0,17 persen atau 13,17 poin menjadi 7.771,70 poin pada Selasa (31/1/2023), setelah menguat 0,25 persen atau 19,72 poin menjadi 7.784,87 poin pada Senin (30/1/2023), dan naik 0,05 persen atau 4,04 poin menjadi 7.765,15 poin pada Jumat (27/1/2023).
Evraz PLC, sebuah perusahaan manufaktur dan pertambangan baja multinasional Inggris yang sebagian dimiliki oleh oligarki Rusia membukukan kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya terjungkal 12,59 persen.
Diikuti oleh saham perusahaan industri farmasi dan bioteknologi multinasional Inggris-Swedia AstraZeneca PLC yang anjlok 2,93 persen; serta perusahaan pertambangan global yang mencakup komoditas curah termasuk bijih besi, mangan, dan metalurgi Anglo American PLC tergelincir 2,29 persen.
Sementara itu, Polymetal International PLC, sebuah perusahaan pertambangan logam mulia Inggris-Rusia melambung 9,44 persen, menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan.
Disusul oleh saham perusahaan investasi dan pengembangan properti Inggris yang berfokus pada ruang bisnis fleksibel di pinggir kota Segro PLC terangkat 2,38 persen; serta perusahaan teknik terdiversifikasi multinasional Inggris Smiths Group PLC meningkat 2,23 persen.(Ant)
0 Komentar
Raih Antusiasme Pasar, Sukuk ESG BSI Rp9 Triliun atau Oversubscribe Tiga Kali Lipat
Rupiah Tangguh Rp15.635 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.235 pada Rabu (7/2/2024)
Ekonomi Kaltim Tumbuh 6,22 Persen didorong Listrik dan Gas
BPS: Ekonomi NTB Tumbuh 1,8 Persen
Investasi Pekanbaru Tahun 2023 Capai Rp6,4 Triliun
Dinkes Kota Bengkulu Siapkan Rp17 Miliar untuk Pembangunan RSTG
Rupiah awal Pekan Melemah Jelang Rilis PDB Indonesia 2023
BI: Deflasi di Lampung Akibat Penurunan Harga Sejumlah Komoditas
Rupiah Perkasa Rp15.764 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.201 pada Kamis (1/2/2024)
Rupiah Meningkat Dipengaruhi Data ADP AS Lebih Lemah dari Ekspektasi
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 di Atas 5 Persen
Leave a comment