Sahabat.com - Saham-saham Jerman berakhir lebih rendah pada perdagangan Rabu waktu setempat (1/3/2023), memperpanjang kerugian untuk hari kedua berturut-turut, dengan indeks acuan DAX 40 di Bursa Efek Frankfurt jatuh 0,39 persen atau 60,12 poin menjadi menetap di 15.305,02 poin.
Indeks DAX 40 merosot 0,11 persen atau 16,29 poin menjadi 15.365,14 poin pada Selasa (28/2/2023), setelah menguat 1,13 persen atau 1,71,69 poin menjadi 15.381,43 poin pada Senin (27/2/2023), dan terpangkas 1,72 persen atau 265,95 poin menjadi 15.209,74 poin pada Jumat (24/2/2023).
Dari 40 saham perusahaan besar pilihan yang menjadi komponen indeks DAX 40, sebanyak 15 saham berhasil mencatat keuntungan, sementara 25 saham lainnya mengalami kerugian.
Bursa Efek Frankfurt terhitung sejak 20 September 2021 secara resmi memperluas komponen indeks DAX 30 menjadi 40 saham atau menjadi indeks DAX 40.
Vonovia SE, sebuah perusahaan properti dan pengembang real estat komersial multinasional Eropa mencatat kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya terperosok 6,21 persen.
Disusul oleh saham perusahaan yang memproduksi dan mendistribusikan peralatan dan produk yang digunakan dalam perawatan pasien dialisis Fresenius Medical Care AG anjlok 3,95 persen; serta grup perawatan kesehatan global dengan produk dan layanan untuk cuci darah Fresenius SE & Co KGaA kehilangan 3,61 persen.
Di sisi lain, Siemens Energy AG, sebuah perusahaan energi terbarukan yang menawarkan pembangkit listrik dan transmisi, konsultasi teknis dan operasi Jerman terdongkrak 3,11 persen, menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan.
Diikuti oleh saham perusahaan produsen kendaraan dan sepeda motor mewah multinasional Jerman Bayerische Motoren Werke AG disingkat BMW yang meningkat 1,63 persen; serta perusahaan yang memproduksi ban, suku cadang otomotif, dan produk-produk industri Jerman Continental AG menguat 1,41 persen.(Ant)
0 Komentar
Rupiah Tangguh Rp15.635 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.235 pada Rabu (7/2/2024)
Ekonomi Kaltim Tumbuh 6,22 Persen didorong Listrik dan Gas
BPS: Ekonomi NTB Tumbuh 1,8 Persen
Investasi Pekanbaru Tahun 2023 Capai Rp6,4 Triliun
Dinkes Kota Bengkulu Siapkan Rp17 Miliar untuk Pembangunan RSTG
Rupiah awal Pekan Melemah Jelang Rilis PDB Indonesia 2023
BI: Deflasi di Lampung Akibat Penurunan Harga Sejumlah Komoditas
Rupiah Perkasa Rp15.764 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.201 pada Kamis (1/2/2024)
Rupiah Meningkat Dipengaruhi Data ADP AS Lebih Lemah dari Ekspektasi
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 di Atas 5 Persen
Rupiah Berpotensi Menguat Jelang Rilis Inflasi Domestik
Leave a comment