Sahabat.com - Saham-saham di Wall Street lebih tinggi pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq terangkat ke level penutupan tertinggi sejak April 2022, menjelang data inflasi utamadan pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve minggu ini.
Indeks Dow Jones Industrial Average bertambah 189,55 poin atau 0,56 persen, menjadi menetap di 34.066,33 poin. Indeks S&P 500 meningkat 40,07 poin atau 0,93 persen, menjadi berakhir di 4.338,93 poin. Indeks Komposit Nasdaq terkerek 202,78 poin atau 1,53 persen, menjadi ditutup pada 13.461,92 poin.
Delapan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor teknologi dan konsumer non-primer memimpin keuntungan masing-masing naik 2,07 persen dan 1,74 persen. Sementara itu, sektor energi dan utilitas memimpin kerugian dengan masing-masing turun 0,97 persen dan 0,17 persen.
Saham-saham AS mempertahankan momentum bullish pada Senin (12/6/2023), dengan S&P 500 dan Nasdaq melonjak ke level penutupan tertinggi sejak April 2022. Teknologi besar terus memimpin kenaikan ekuitas karena saham Tesla naik untuk sesi ke-12 berturut-turut dan Apple menyentuh level tertinggi sepanjang masa. Oracle naik sekitar 6,0 persen dan mencapai rekor tertinggi sebelum melaporkan hasil yang lebih baik dari perkiraan pada kuartal keempat.
Pasar saham memperpanjang reli baru-baru ini karena investor menunggu data inflasi dan keputusan suku bunga Federal Reserve minggu ini. Indeks harga konsumen (IHK) untuk Mei akan dipublikasikan pada Selasa waktu setempat, dengan investor berharap untuk melihat angka IHK tahunan turun lebih lanjut. Selasa juga akan menandai hari pertama pertemuan kebijakan dua hari The Fed.
Banyak analis percaya bank sentral AS akan melewatkan kenaikan suku bunga ketika mengumumkan keputusan kebijakan moneter pada Rabu (14/6/2023).
"Reli pasar sepertinya tidak ingin berhenti, yang berarti Wall Street tampak yakin bahwa Fed tidak akan memberikan kenaikan suku bunga ke-11 berturut-turut minggu ini," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, pemasok layanan perdagangan daring multi-aset.
"The Fed akan mencoba untuk mempertahankan opsionalitas buat pengetatan lebih lanjut tersedia akhir tahun ini dan itu akan mendukung sikap 'lebih tinggi untuk lebih lama' mereka," kata Moya.
Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memiliki kemungkinan sekitar 80 persen untuk menghentikan kenaikan suku bunga dalam pertemuan kebijakan moneter mendatang, menurut data dari alat CME FedWatch pada Senin (12/6/2023) sore.(Ant)
0 Komentar
Rupiah Tangguh Rp15.635 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.235 pada Rabu (7/2/2024)
Ekonomi Kaltim Tumbuh 6,22 Persen didorong Listrik dan Gas
BPS: Ekonomi NTB Tumbuh 1,8 Persen
Investasi Pekanbaru Tahun 2023 Capai Rp6,4 Triliun
Dinkes Kota Bengkulu Siapkan Rp17 Miliar untuk Pembangunan RSTG
Rupiah awal Pekan Melemah Jelang Rilis PDB Indonesia 2023
BI: Deflasi di Lampung Akibat Penurunan Harga Sejumlah Komoditas
Rupiah Perkasa Rp15.764 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.201 pada Kamis (1/2/2024)
Rupiah Meningkat Dipengaruhi Data ADP AS Lebih Lemah dari Ekspektasi
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 di Atas 5 Persen
Rupiah Berpotensi Menguat Jelang Rilis Inflasi Domestik
Leave a comment