Sahabat.com - Saham-saham di Wall Street merosot pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena Federal Reserve diperkirakan akan menaikkan suku bunga lagi pada Rabu (3/5/2023).
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 46,46 poin atau 0,14 persen, menjadi menetap di 34.051,70 poin. Indeks S&P 500 jatuh 1,61 poin atau 0,04 persen, menjadi berakhir di 4.167,87 poin. Indeks Komposit Nasdaq merosot 13,99 poin atau 0,11 persen, menjadi ditutup pada 12.212,60 poin.
Enam dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor energi dan konsumsi memimpin penurunan masing-masing 1,26 persen dan 1,06 persen. Sementara itu, sektor kesehatan dan industri memimpin penguatan masing-masing naik 0,59 persen dan 0,55 persen.
Pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Rabu (3/5/2023), yang akan menambah lebih banyak tekanan terhadap ekonomi AS.
"The Fed kemungkinan yakin bahwa kegelisahan perbankan memudar, tetapi mengingat dorongan tekanan inflasi baru-baru ini, mereka mungkin menunda sinyal bahwa mereka siap mempertahankan suku bunga stabil setelah satu kenaikan lagi. The Fed mungkin memilih untuk tetap waspada dan itu adalah sesuatu yang pasar ini belum siap untuk memperkirakannya," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, pemasok layanan perdagangan multi-aset daring.
JPMorgan Chase mengumumkan pada Senin (1/5/2023) bahwa pihaknya telah mengakuisisi sebagian besar aset dan menanggung simpanan dan kewajiban tertentu lainnya dari First Republic Bank dari Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC).
First Republic Bank yang berbasis di San Francisco ditutup oleh Departemen Perlindungan Keuangan dan Inovasi California Senin (1/5/2023) pagi dengan FDIC ditunjuk sebagai penerima.
Kesepakatan penyelamatan First Republic Bank tidak mengubah kemungkinan resesi, tetapi itu akan membantu menstabilkan sistem, menurut Jamie Dimon, CEO JPMorgan Chase.
Selain itu, indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur AS meningkat menjadi 47,1 pada April dari 46,3 pada Maret, mengalahkan konsensus perkiraan pasar 46,8, menurut rilis Institute for Supply Management (ISM) pada Senin (1/5/2023).
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun yang melonjak 14,99 basis poin pada Senin (1/5/2023), juga membebani sentimen pasar.(Ant)
0 Komentar
Raih Antusiasme Pasar, Sukuk ESG BSI Rp9 Triliun atau Oversubscribe Tiga Kali Lipat
Rupiah Tangguh Rp15.635 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.235 pada Rabu (7/2/2024)
Ekonomi Kaltim Tumbuh 6,22 Persen didorong Listrik dan Gas
BPS: Ekonomi NTB Tumbuh 1,8 Persen
Investasi Pekanbaru Tahun 2023 Capai Rp6,4 Triliun
Dinkes Kota Bengkulu Siapkan Rp17 Miliar untuk Pembangunan RSTG
Rupiah awal Pekan Melemah Jelang Rilis PDB Indonesia 2023
BI: Deflasi di Lampung Akibat Penurunan Harga Sejumlah Komoditas
Rupiah Perkasa Rp15.764 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.201 pada Kamis (1/2/2024)
Rupiah Meningkat Dipengaruhi Data ADP AS Lebih Lemah dari Ekspektasi
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 di Atas 5 Persen
Leave a comment