Sahabat.com - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) RI Suahasil Nazara mengatakan bahwa Indonesia tetap perlu mewaspadai gejolak global meskipun perekonomian Indonesia dapat tumbuh di angka 5 persen selama tujuh kuartal berturut-turut.
"Kita tetap ingin Indonesia terus 5 persen, tahun ini 5,2 persen, tahun depan kalau bisa juga 5,2 persen pertumbuhan, pada saat yang bersamaan kita harus mengawasi beberapa isu jangka menengah panjang," kata Wamenkeu Suahasil dalam rapat kerja dengan Komite IV DPD RI yang dipantau virtual di Jakarta, Selasa.
Isu jangka menengah panjang yang harus diwaspadai Indonesia adalah fragmentasi global, perubahan iklim, dan digitalisasi. Selain itu tetap berjaga-jaga jika ada pandemi di masa mendatang.
Wamenkeu Suahasil menuturkan setelah tumbuh di 6,3 persen pada 2021, perekonomian global mengalami perlambatan ke 3,5 persen pada 2022 dan diperkirakan tumbuh tiga persen pada 2023 dan pada 2024.
Moderasi perekonomian dunia itu juga dibarengi dengan tingkat inflasi yang juga menurun namun tingkat inflasi global pernah sangat tinggi pada 2022 yang mengakibatkan hampir seluruh bank sentral menaikkan suku bunga untuk menanggulangi inflasi.
"Inflasi tidak boleh tinggi-tinggi kalau inflasi terlalu tinggi maka dia menggerogoti daya beli. Maka itu seluruh otoritas moneter menganggap bahwa ini perlu diturunkan, pemerintah juga menganggap ini perlu diturunkan," ujarnya.
Namun, diperkirakan inflasi global pada 2024 masih lebih tinggi dibandingkan inflasi 2020 dan 2019, sehingga tantangan jangka pendek yang harus dihadapi termasuk suku bunga di dunia yang masih akan cukup tinggi untuk waktu yang lebih lama.
Pada saat yang bersamaan, perang Rusia dan Ukraina belum menunjukkan akhir, tensi geopolitik masih akan berlanjut, perlambatan ekonomi China masih akan berlanjut. Semua hal itu, menurut Wamenkeu, harus diwaspadai terkait dampaknya terhadap perekonomian Indonesia.
"Kita harus memitigasi dampak yang ditimbulkan oleh suku bunga yang tinggi di dunia kepada perekonomian Indonesia," tuturnya.(Ant)
0 Komentar
Raih Antusiasme Pasar, Sukuk ESG BSI Rp9 Triliun atau Oversubscribe Tiga Kali Lipat
Rupiah Tangguh Rp15.635 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.235 pada Rabu (7/2/2024)
Ekonomi Kaltim Tumbuh 6,22 Persen didorong Listrik dan Gas
BPS: Ekonomi NTB Tumbuh 1,8 Persen
Investasi Pekanbaru Tahun 2023 Capai Rp6,4 Triliun
Dinkes Kota Bengkulu Siapkan Rp17 Miliar untuk Pembangunan RSTG
Rupiah awal Pekan Melemah Jelang Rilis PDB Indonesia 2023
BI: Deflasi di Lampung Akibat Penurunan Harga Sejumlah Komoditas
Rupiah Perkasa Rp15.764 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.201 pada Kamis (1/2/2024)
Rupiah Meningkat Dipengaruhi Data ADP AS Lebih Lemah dari Ekspektasi
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 di Atas 5 Persen
Leave a comment