Sahabat.com - Bank-bank sentral menambahkan 1.136 ton emas senilai sekitar 70 miliar dolar AS ke dalam cadangan mereka pada tahun 2022, sejauh ini merupakan yang terbesar dari tahun mana pun sejak 1967, Dewan Emas Dunia (WGC) mengatakan pada Selasa (31/1/2023).
Data menggarisbawahi pergeseran sikap terhadap emas sejak tahun 1990-an dan 2000-an, ketika bank-bank sentral, khususnya di Eropa Barat yang memiliki banyak emas batangan, menjual ratusan ton per tahun.
Sejak krisis keuangan 2008-09, bank-bank sentral Eropa berhenti menjual dan semakin banyak negara berkembang seperti Rusia, Turki, dan India telah membeli emas.
Bank-bank sentral menyukai emas karena diperkirakan akan mempertahankan nilainya melalui masa-masa sulit dan, tidak seperti mata uang dan obligasi, emas tidak bergantung pada penerbit atau pemerintah mana pun.
Emas juga memungkinkan bank-bank sentral untuk melakukan diversifikasi dari aset seperti surat utang pemerintah AS dan dolar.
"Ini merupakan kelanjutan dari sebuah tren," kata analis WGC, Krishan Gopaul.
"Anda dapat melihat para pendorong itu berkontribusi pada apa yang terjadi tahun lalu. Anda memiliki banyak ketidakpastian dan volatilitas di front geopolitik dan ekonomi makro," katanya.
Pembelian turun selama pandemi virus corona tetapi meningkat pada paruh kedua tahun 2022, dengan bank-bank sentral membeli 862 ton antara Juli dan Desember, menurut WGC.
Bank-bank sentral termasuk dari Turki, China, Mesir dan Qatar mengatakan mereka membeli emas tahun lalu. Namun sekitar dua pertiga dari emas yang dibeli oleh bank-bank sentral tahun lalu tidak dilaporkan ke publik, kata WGC.
Bank-bank yang belum secara teratur mempublikasikan informasi tentang perubahan stok emas mereka termasuk dari China dan Rusia.
"Pembelian bank-bank sentral (pada 2023) tidak mungkin menyamai level 2022," kata WGC.
"Total cadangan yang lebih rendah dapat membatasi kapasitas untuk menambah alokasi yang ada. Tetapi keterlambatan pelaporan oleh beberapa bank sentral berarti bahwa kita perlu menerapkan tingkat ketidakpastian yang tinggi terhadap ekspektasi kita, terutama untuk kenaikan."
Pembelian bank-bank sentral membuat total permintaan emas global tahun lalu menjadi 4.741 ton, naik 18 persen dari tahun 2021 dan tertinggi untuk setiap tahun sejak 2011.(Ant)
0 Komentar
Rupiah Tangguh Rp15.635 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.235 pada Rabu (7/2/2024)
Ekonomi Kaltim Tumbuh 6,22 Persen didorong Listrik dan Gas
BPS: Ekonomi NTB Tumbuh 1,8 Persen
Investasi Pekanbaru Tahun 2023 Capai Rp6,4 Triliun
Dinkes Kota Bengkulu Siapkan Rp17 Miliar untuk Pembangunan RSTG
Rupiah awal Pekan Melemah Jelang Rilis PDB Indonesia 2023
BI: Deflasi di Lampung Akibat Penurunan Harga Sejumlah Komoditas
Rupiah Perkasa Rp15.764 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.201 pada Kamis (1/2/2024)
Rupiah Meningkat Dipengaruhi Data ADP AS Lebih Lemah dari Ekspektasi
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 di Atas 5 Persen
Rupiah Berpotensi Menguat Jelang Rilis Inflasi Domestik
Leave a comment