Sahabat.com - Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan pada Rabu (8/2/2023) bahwa sementara inflasi masih tinggi, ada tanda-tanda yang menggembirakan bahwa ketidakcocokan antara penawaran-permintaan mereda di banyak sektor ekonomi.
"Selama dua tahun terakhir, kami telah bekerja dengan sukses untuk meredakan tekanan rantai pasokan, dan itu termasuk mendanai peningkatan lalulintas peti kemas dan memindahkan beberapa pelabuhan ke operasi 24/7," kata Yellen dalam sambutannya di pabrik baterai kendaraan listrik Ultium Cells LLC yang sedang dibangun di dekat Nashville.
Sebuah laporan ketenagakerjaan minggu lalu menunjukkan pertumbuhan pekerjaan AS meningkat tajam pada Januari sementara tingkat pengangguran mencapai level terendah lebih dari 53,5 tahun di 3,4 persen, menunjukkan pasar tenaga kerja yang ketat yang dapat membuat pusing Federal Reserve dalam pertempuran melawan inflasi.
Pejabat Fed pada Rabu (8/2/2023) mengatakan lebih banyak kenaikan suku bunga akan terjadi karena bank sentral AS terus maju dengan upayanya untuk mendinginkan inflasi, meskipun tidak ada yang siap untuk menyatakan bahwa laporan pekerjaan kuat Januari dapat mendorong mereka kembali ke sikap kebijakan moneter yang lebih agresif.
The Fed memutuskan Rabu lalu (1/2/2023) untuk memoderasi laju kampanye kenaikan suku bunga yang secara historis agresif untuk mengurangi inflasi yang tinggi.
"Memang benar bahwa suku bunga telah naik dan perlahan, yang meningkatkan biaya negara dan anggaran federal atas bunga utang. Jadi dalam hal itu, ini merupakan hambatan. Proyeksi masa depan kami, telah lama berasumsi bahwa suku bunga akan bergerak kembali ke tingkat yang lebih normal," tambah Yellen pada Rabu (8/2/2023).
Beberapa investor percaya tanda-tanda kekuatan di pasar tenaga kerja membuat resesi lebih kecil kemungkinannya dan meningkatkan kemungkinan soft landing, di mana Fed menjinakkan inflasi tanpa mendorong ekonomi ke dalam resesi.
Inflasi, berdasarkan ukuran yang disukai Fed, mencapai lebih dari dua kali lipat target.(Ant)
0 Komentar
Raih Antusiasme Pasar, Sukuk ESG BSI Rp9 Triliun atau Oversubscribe Tiga Kali Lipat
Rupiah Tangguh Rp15.635 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.235 pada Rabu (7/2/2024)
Ekonomi Kaltim Tumbuh 6,22 Persen didorong Listrik dan Gas
BPS: Ekonomi NTB Tumbuh 1,8 Persen
Rupiah Awal Pekan Merosot Tertekan Kekhawatiran Menjelang Pilpres 2024
Investasi Pekanbaru Tahun 2023 Capai Rp6,4 Triliun
Dinkes Kota Bengkulu Siapkan Rp17 Miliar untuk Pembangunan RSTG
Rupiah awal Pekan Melemah Jelang Rilis PDB Indonesia 2023
BI: Deflasi di Lampung Akibat Penurunan Harga Sejumlah Komoditas
Rupiah Perkasa Rp15.764 per Dolar AS, IHSG Loyo ke Level 7.201 pada Kamis (1/2/2024)
Rupiah Meningkat Dipengaruhi Data ADP AS Lebih Lemah dari Ekspektasi
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 di Atas 5 Persen
Leave a comment